Diceritakan, dahulu kala hiduplah seorang pemuda yang menjadi raja. Dia tak pernah menemukan kenikmatan di dalamnya. Lantas dia bertanya kepada orang-orang yang ada di sekitarnya:
“Apakah manusia juga mengalami hal yang sama sepertiku?”
“Sesungguhnya manusia-manusia itu istiqomah,” jawab mereka.
“Lantas, siapakah yang bisa membuatnya istiqomah kepadaku?” sang raja kembali bertanya.
“Hanya ulama lah yang bisa membuatnya istiqomah kepadamu,” jawab mereka.
Kemudian sang raja mengundang para ulama dan orang-orang shaleh di tersebar negaranya. Lantas sang raja berkata kepada mereka:
“Duduklah kalian di sebelahku. Jika kalian melihat aku dalam ketaatan, maka tetaplah perintahkan aku. Dan jika kalian melihat aku dalam kemaksiatan, maka cegahlah aku,” perintah sang raja.
Setelah perintah itu, para ulama dan orang shaleh melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Sang raja pun istiqomah akan hal yang ia ucapkan selama 400 tahun.
Suatu saat, datanglah iblis menemui raja. Kemudian ia bertanya:
“Siapakah engkau?”
“Aku iblis. Tapi katakanlah kepadaku siapa dirimu sebenarnya?” jawab iblis tersebut membalas pertanyaan.
“Aku adalah anak keturunan Adam,” jawab sang raja.
“Apabila kamu ini adalah keturunan Adam, pasti kamu telah mati seperti keturunan Adam yang lain. Dan sesungguhnya kamu itu adalah tuhan. Maka ajaklah semua manusia untuk menyembahmu,” iblis mulai membujuk.
Ternyata, rayuan iblis telah merasukinya. Kemudian sang raja naik ke atas mimbar dan berkata, “Wahai para manusia, sesungguhnya aku mengkhawatirkan kalian atas satu perkara, sekarang tibalah waktunya kuperlihatkan sesuatu tersebut. Kalian semua tahu bahwa aku adalah raja kalian selama 400 tahun. Seandainya aku berasal dari keturunan Adam, maka sudah lama aku meninggal seperti halnya keturunan Adam yang lain. Akan tetapi aku ini adalah tuhan, maka sembahlah aku.”
Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi yang ada di zaman itu agar memberi kabar kepada sang raja dengan demikian,
“Sesungguhnya Aku (Allah) akan selalu istiqomah kepadanya selama ia masih istiqomah kepada-Ku. Maka ketika ia berpaling untuk bermaksiat kepada-Ku, maka demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku akan menaklukkannya lewat Bukhtanshor.”
Akhirnya Allah memberi kekuasaan atas raja tersebut kepada Bukhtanshor. Lalu Bukhtanshor memenggal lehernya dan ia bisa menguasai seluruh barang-barang berharga milik sang raja yang berupa 70 perahu dari emas.
[]waAllahu a’lam
_____________________
Disarikan dari kitab An-Nawadir, karya Syekh Syihabuddin Ahmad bin Salamah Al-Qulyubi, halaman 15-16, cetakan Al-Haromain.
0