Kiai yang Tak Pernah Tidur

Saat masih kecil, almaghfurlah KH. Abdul Aziz Manshur, cucu dari almaghfurlah KH. Abdul Karim, heran dengan kehidupan simbahnya yang tidak biasa. Pasalnya, yai Aziz kecil tidak pernah melihat simbahnya istirahat dari aktivitas ibadah.

Sejak subuh, KH. Abdul Karim terus saja disibukkan dengan mengaji, entah sendiri ataupun di depan santri. Aktivitas bahkan terus berlangsung hingga tengah malam. Padahal, waktu itu desa Lirboyo belumlah teraliri listrik. Penerangan hanya mengandalkan lampu teplok (lentera).

Sesudah itu, beliau tidak langsung kembali ke kamar. Beliau terlebih dahulu shalat malam, hingga hampir subuh.
Di satu kesempatan, yai Aziz kecil memberanikan diri bertanya kepada ibundanya, almaghfurlah Ibu Nyai Hj. Salamah, “Mak, simbah kok ora tau turu to mak? (Bu, simbah kok tidak pernah tidur?)”

Le, simbahmu iku ora wani-wani turu nek durung ndungakno santri-santrine. (Nak, simbah itu tidak berani tidur sebelum mendoakan santri-santrinya.)”

Karenanya, patutlah kita bersyukur, kiai kita berjuang begitu keras demi keberhasilan para santrinya. Sangat beruntung kita dapat nyantri di sini, sehingga mendapat berkah doa dan tirakat beliau yang maha susah itu.

Teruntuk KH. Abdul Karim, putra-putri dan segenap dzuriyah Pondok Pesantren Lirboyo, al-Fatihah.

One thought on “Kiai yang Tak Pernah Tidur

  1. Saya sudah tua saya tidak pernah mondok di pesantren saya sangat suka membaca biografi beliau,Walau bisa saya hanya mengagumi beliau semoga saya di akui seperti santri-santri beliau yang ada di PONPES Lirboyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.