Dalam banyak keadaan, doa seorang hamba memiliki peluang yang sangat besar untuk tidak ditolak oleh Allah. Dalam momen-momen ini, langit seolah terbuka, dan rahmat Allah turun melimpah. Sedangkan doa sendiri merupakan senjata utama seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
«الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ»
ثم قرأ: {وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ}
Artinya :“Doa itu adalah ibadah.” Kemudian beliau membaca ayat:“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan untukmu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka dalam keadaan hina.’ (QS Ghafir: 60)[¹ Abū ‘Īsā Muḥammad bin ‘Īsā at-Tirmiżī, al-Jāmi‘ al-Kabīr (Sunan at-Tirmiżī), taḥqīq dan takhrīj oleh Basyār ‘Awwād Ma‘rūf (Beirut: Dār al-Gharb al-Islāmī)hal. 80 juz. 5]
Mari kita bahas beberapa saat istimewa ketika doa sulit tertolak, sebagaimana Al-Qur’an, hadits, dan penjelasan ulama sebutkan.
1. Saat Sepertiga Malam Terakhir
Rasulullah ﷺ bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي
فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلْنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرْنِي فَأَغْفِرْ لَهُ
Artinya :“Tuhan kita yang Maha suci dan Maha tinggi turun setiap malam ke langit dunia, ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir, lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku. Maka Aku kabulkan doanya; siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya; dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.“[¹ Abū ‘Abdillāh Muḥammad bin Ismā‘īl al-Bukhārī al-Ju‘fī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, taḥqīq oleh Muṣṭafā Dīb al-Bughā (Damaskus: Dār Ibn Kaṯīr dan Dār al-Yamāmah) hal. 384 juz. 1]
Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa waktu ini adalah waktu terbaik untuk berdoa, karena hati lebih khusyuk dan jauh dari kesibukan dunia.
Baca Juga: Minta Maaf Dengan Cara Sujud
2. Saat Antara Adzan dan Iqamah
Nabi ﷺ bersabda:
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
Artinya :“Doa tidak akan ditolak antara azan dan iqamah.“[¹Abū ‘Īsā Muḥammad bin ‘Īsā at-Tirmiżī, al-Jāmi‘ al-Kabīr (Sunan at-Tirmiżī), taḥqīq, takhrīj, dan ta‘līq oleh Basyār ‘Awwād Ma‘rūf (Beirut: Dār al-Gharb al-Islāmī) hal. 547 juz. 5]
disebutkan bahwa momen ini adalah waktu turunnya rahmat dan dikabulkannya permintaan, karena orang yang menunggu shalat berada dalam keadaan ibadah.
Baca Juga: Shalat Travelling
3. Saat Turun Hujan
Rasulullah ﷺ bersabda:
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ: الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَتَحْتَ الْمَطَرِ.
Artinya :”“Dua hal yang tidak akan ditolak: doa ketika azan dikumandangkan dan (doa) ketika turun hujan.”[¹Muḥammad Nāṣiruddīn al-Albānī, Ṣaḥīḥ al-Jāmi‘ aṣ-Ṣaghīr wa Ziyādatuh. hal. 590 juz. 1]
Baca Juga: Memurnikan Niat: Kunci Utama Diterimanya Amal Ibadah
4. Saat Sujud dalam Shalat
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْرَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Artinya :“Saat paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang sujud.
Maka perbanyaklah berdoa(ketika sujud).”[¹Muslim bin al-Ḥajjāj an-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim, taḥqīq Aḥmad bin Rif‘at al-Qarah Ḥiṣārī dkk. (Turki: Dār aṭ-Ṭibā‘ah al-‘Āmirah) hal. 49 juz. 2]
Sujud adalah bentuk tertinggi ketundukan seorang hamba, maka doa di dalamnya sangat mustajab bila disertai keikhlasan.
Baca Juga: Amalan Malam Jumat: Lebih dari Sekadar Yasinan
5. Saat Berbuka Puasa
Rasulullah ﷺ bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ».قَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُ إِذَا أَفْطَرَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي.
Artinya :“Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, ketika ia berbuka, ada satu doa yang tidak akan ditolak.” Ibnu Abī Mulaykah berkata: Aku mendengar ‘Abdullāh bin ‘Amr ketika berbuka berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuniku.”[¹Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah, Abū ‘Abdillāh Muḥammad bin Yazīd al-Qazwīnī. hal. 557 juz. 1]
Doa orang yang berpuasa saat berbuka adalah doa yang penuh ketundukan, sebab ia baru saja melaksanakan ibadah yang berat.
Baca Juga: Rahasia Puasa Senin Kamis: Sunnah Nabi yang Sarat Hikmah
6. Doa Orang yang Terzalimi
Rasulullah ﷺ bersabda:
اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Artinya :“Takutlah (waspadalah) terhadap doa orang yang teraniaya, karena sesungguhnya antara doanya dan Allah tidak ada penghalang (penghalang apa pun).”[¹Muḥammad bin Ismā‘īl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, taḥqīq Muṣṭafā Dīb al-Bughā (Damaskus: Dār Ibn Kaṯīr dan Dār al-Yamāmah) hal. 864 juz. 2]
Imam Asy-Syaukani dalam Nail al-Awthâr menegaskan bahwa doa orang terzalimi bisa menembus langit walaupun ia kafir, karena Allah Maha Adil dan tidak menolak permohonan dari hati yang teraniaya.
Baca Juga: Menjadikan Cinta Rasul sebagai Motivasi Ibadah
7. Di Hari Jumat pada Waktu Mustajab
أن رسول الله ﷺ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَقَالَ:(فِيهِ سَاعَةٌ، لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Artinya :“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ menyebut tentang hari Jumat, lalu beliau bersabda:
“Pada hari itu terdapat suatu waktu, tidaklah seorang hamba Muslim mendapatkannya dalam keadaan berdiri berdoa (salat) memohon sesuatu kepada Allah Ta‘ālā, melainkan Allah pasti memberinya.” [¹Muḥammad bin Ismā‘īl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, taḥqīq Muṣṭafā Dīb al-Bughā (Damaskus: Dār Ibn Kaṯīr dan Dār al-Yamāmah) hal. 316 juz. 1]
Baca Juga: Bagaimana Cara Menyusun Target Ibadah Tahunan dengan Efektif?
Penutup
Doa adalah jembatan antara hamba dan Rabb-nya. Ia tidak membutuhkan bahasa khusus, hanya hati yang hadir dan keyakinan yang penuh.
Sebagaimana firman Allah SWT:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَࣖ ٦
Artinya :”Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”(QS. Ghafir: 60)
Maka, jangan sia-siakan waktu-waktu mustajab ini. Gunakan setiap momen untuk memohon ampun, bersyukur, dan meminta hajat dengan hati yang tulus. Karena di antara waktu-waktu itu, ada saat di mana Allah menjawab, “Aku kabulkan doamu.”
Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo