Khutbah jumat kali ini berisi tentang kiat-kiat membentuk ketenangan jiwa dan hati. Semoga dapat menjadi obat bagi siapa saja yang hatinya sedang bergejolak dan berkurang imannya.
Khutbah I;
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْ بِيَّةِ الْأَوْلَادِ وَاَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ، وَهَدَانَا إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أُدَخِّرُهَا لِيَوْمِ المَعَادِ ، وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ الدَّاعِىْ بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى دَارِ السَّلَامِ الْمُؤَبَّدِ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّتِيْ الْمُمَجَّدِ ، صَلَاةً تَشْفِيْنَا بِهَا مِنَ الدَّاءِ وَالأَسقَامِ يُؤَدِّى الفَسَادِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا رَكَعَ رَاكِعٌ وَسَجَدَ . امَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الصَّمَدِ ، تَدْخُلُوْا جَنَّةَ رَبِّكُمْ مَعَ الَّذِينَ اَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنْ خَيْرِ الْعِبَادِ.
Hadirin Jama’ah Juma’ah Rahimakumullah,
Dalam kesempatan yang penuh dengan berkah kali ini, tidak lupa saya wasiat kepada diri saya khususnya dan umumnya hadirin sekalian yang mendapat kemulyaan dari Allah swt. Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. dengan cara melak- sanakan semua perintahNya dan menjahui semua laranganNya atas dasar tuntunan dan ajaran yang benar, bersumber dari al- Qur’an maupun Hadits.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Dalam perkembangan hidup manusia, seringkali berhadapan dengan berbagai masalah yang berat. Akibatnya timbul kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan, bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya khilaf sehingga melakukan tindakan-tindakan di luar dugaan. Ada yang mendzalimi diri sendiri dengan menenggak minuman keras dan mengkonsumsi narkoba. Bahkan ada yang sampai nekat bunuh diri. Ada juga yang melakukan kejahatan terhadap orang lain seperti membunuh, mencuri, dan lain-lain. Motif tindakannya, hanya karena menuruti hawa nafsunya sebab jiwa yang tidak tenang.
Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yang terasa kian berat dihadapinya. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa, banyak orang yang mencapainya dengan cara-cara yang tidak Islami, sehingga bukan ketenagan jiwa yang didapat, tapi malah membawa kesemrawutan dalam jiwanya itu. Untuk itu, secara tersurat, Al-Qur’an memberikan beberapa cara supaya hati tetap tenang, yaitu:
Pertama, Dzikrullah.
Dzikir kepada Allah swt. merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa, yaitu dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Ketika kita berada dalam ketakutan lalu berdzikir dengan mengucapkan ta’awudz (mohon perlindungan Allah), kita menjadi tenang. Berbuat dosa lantas berdzikir dengan menyebut kalimat istighfar atau taubat, kita menjadi tenang kembali karena merasa dosa-dosa kita telah mendapat ampunan. Mendapatkan kenikmatan yang berlimpah kita berdzikir dengan menyebut hamdalah, maka kita akan meraih ketenangan jiwa. Allah swt. berfirman:
الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبِ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.“ )QS. ar-Ra’d 28(
Untuk mencapai ketenangan jiwa, melakukan dzikir tidak hanya dengan menyebut nama Allah di lisan saja, tapi dzikir tersebut harus tembus kedalam hati dan teraplikasi dalam perbuatan. Karena itu, seorang mu’min hendaknya selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai kesempatan.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Kedua. Yakin Akan Pertolongan Allah swt.
Dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup, ada yang bisa kita lakukan yaitu memohon pertolongan kepada Allah swt. Tentunya sikap tersebut harus didasari dengan sebuah keyakinan bahwa kita pasti bisa menghadapinya. Juga didasari keimanan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah diatur oleh Allah, dan Allah swt. tidak akan memberi cobaan kepada hambanya kecuali hamba tersebut mampu menghadapinya. Allah berfirman:
وَمَا جَعَلَ اللهُ اِلَّا بُشْرَى لَكُمْ وَلِيَطْمَئِنَّ قُلُوْبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللهِ العَزِيْزِ الْحَكِيْمِ
“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. ali-Imran 126.
Dengan memperhatikan betapa banyak bentuk pertolongan yang diberikan Allah kepada para nabi dan generasi sahabat di masa Rasulullah saw., maka sekarangpun kita harus yakin akan kemungkinan memperoleh pertolongan Allah, hal ini membuat kita menjadi tenang. Namun harus kita ingat bahwa pertolongan Allah itu seringkali baru datang pada saat puncak kesulitan, betul-betul terjepit dan telah menemui jalan buntu.
Hal itu bertujuan untuk menguji iman, sejauh mana ketergantungan kita kepada Allah swt. apakah kita tetap menjadikan Allah sebagai satu-satunya sandaran hidup ketika menghadapi cobaan? atau berpaling kepada yang lain. Seperti peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim, pertolongan baru datang ketika beliau sudah masuk dalam kobaran api. Dengan keyakinan seperti ini, seorang muslim tidak akan pernah cemas dalam menghadapi kesulitan karena memang pada hakikatnya pertolongan Allah itu dekat. Allah berfirman:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. al-Baqarah 214)
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Ketiga, Memperhatikan Bukti Kekuasaan Allah
Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena kita seringkali terlalu yakin dengan kemampuan diri, akibatnya ketika ada titik kelemahan, kita menjadi takut dan tidak tenang, tapi kalau kita selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah, maka kecemasan akan hilang dan hati kita menjadi tenang. Itu semua karena kita yakin akan kebesaran dan kekuasaan Allah yang tidak siapapun yang meragukan. Allah swt. memberi contoh melalui firman-Nya:
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab, “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tenang (tetap mantap dengan imanku).” Allah berfirman, (“Kalau begitu) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah, kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Baqarah 260).
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Demikian yang dapat khotib sampaikan pada kesempatan khutbah kali ini. tentunya masih banyak lagi kiat-kiat untuk mendapatkan ketenangan hati dan jiwa yang ada dalam al-Quran. akan tetapi karena terbatasnya waktu khatib tidak hanya menyampaikan sedikit dengan harapan kita mendapat kemanfaatan dan keberkahan sehingga bertambahlah iman dan takwa kita. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمُ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ وَنَفَعَنِى وإياكم مَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَذكر الحَكِيم وَتَقَبَّل مِنِّي وَمِنكُمُ تِلَاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السميع العالم، أَقولُ قَوْلى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرُ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤمِنينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَ الغفور الرحيم.
Khutbah II;
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تعالى فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ ﷺ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلَاءَ وَ اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Baca Juga; Khutbah Jumat Menyentuh Hati : Bulan Safar Bukan Bulan Sial
Follow; @pondoklirboyo
Subscribe; Pondok Lirboyo