Khutbah jumat: Sejarah, Sebagai Pembangkit Jiwa Menempuh Jalan Ridla-Nya
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
نَحْمَدُ اللهَ الرَّؤُوفَ
الْمَنَّانَ, وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى أَفْضَلِ الإِنْسَانِ,
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الحِسَانِ,
والَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ إِلَى آخِرِ الزَّمَانِ,
ابْتِغَاءً مِنَ اللهِ الفَضْلَ
وَالرِّضْوَانَ.
أمَّا بَعد. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَموتُنَّ
إَلَّا وَأنتُم مُسلِمُون.
Jama’ah jumat rahimakumullah…
Marilah kita senantiasa meningkatkan kuwalitas iman dan takwa kita, selagi kita diberi kesempatan hidup di dunia.
Dalam menjalani kehidupan, kita mendapat jatah menghuni dunia pada saat usianya sudah tua renta. Sebelum kita, telah banyak umat-umat yang menghuni dunia ini. Namun demikian, kita memperoleh anugrah yang sangat besar, menjadi sebaik-baik umat, menjadi umat Nabi terakhir.
Sebelum Nabi Muhammad Saw., telah banyak para utusan yang mendapat amanah membawa pesan suci dari Sang Khaliq. Dan seperti masa sekarang, di antara umat-umat terdahulu ada yang beriman, ada pula yang kafir. Ada yang patuh kepada perintah sang Rasul, ada pula yang membantah, bahkan memusuhi.
Jama’ah jumat rahimakumullah…
Atas semua ini, kita
diperintahkan oleh Allah Swt untuk mempelajari kejadian-kejadian masa lalu,
kisah-kisah sejarah umat terdahulu. Semuanya bertujuan agar kita bisa
meneladani yang baik dan menghindari yang buruk dari perilaku mereka. Karena
itulah Allah mengisyaratkan pentingnya belajar sejarah dalam firman-Nya:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ.
Artinya: “Tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Qs. Al-Fatihah; 6-7)
Dalam ayat ini Allah mengisyaratkan perintah untuk meneladani jalan lurus yang ditempuh oleh orang-orang yang mendapat nikmat, dan menghindari kesesatan orang-orang yang dimurkai Allah. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, tentu kita harus mencari tahu sejarah keberhasilan umat yang selamat. Begitu juga, kita harus mengetahui dan mengkaji sebab-sebab kesesatan dan kebinasaan umat yang celaka mendapat murka-Nya.
Baca Juga Khutbah Jumat ; Cara Merai Rida-Nya
Dalam beberapa firman yang lain,
bahkan secara tegas Allah memerintahkan umat manusia mengelilingi tempat-tempat
bersejarah, untuk mengetahui betapa berat akibat yang ditimpakan kepada mereka
yang tidak mematuhi para utusan.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya: “Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana (akibat) orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Qs. Ar-Rum; 42)
Jama’ah jumat rahimakumullah…
Pentingnya mengkaji sejarah
bagi kehidupan umat, dapat juga kita buktikan dengan banyaknya ayat-ayat
Al-Quran yang berisi tentang kisah-kisah sejarah. Imam ats-Tsa’labi menjelaskan
bahwa ayat-ayat al-Quran yang membicarakan tentang sejarah (kisah-kisah) itu
dua kali lipat lebih banyak dari pada ayat-ayat yang membicarakan tentang hukum
halal haram.
Dalam al-Qur’an kita bisa temukan kisah kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir bandang akibat kedurhakaan mereka pada sang Nabi, sedangkan mereka yang patuh diselamatkan dengan bahtera Nabi Nuh. Ada juga kisah bangsa ‘Ad (kaum Nabi Hud) yang dibinasakan dengan badai angin yang meluntuhlantahkan segala yang diterjangnya. Masih ada lagi kisah bangsa Tsamud (kaum Nabi Sholih) yang dibinasakan dengan hentakan suara malaikat hingga nyawa mereka melayang, meninggalkan raga. Dan masih banyak lagi kisah bangsa-bangsa terdahulu yang termaktub dan diabadikan dalam al-Quran.
Mohon maaf min, untuk rukun khutbah Jum’at yang pertama kog tidak terpenuhi ya..?
Tidak ada syahadatain.
Mohon untuk di lengkapi sebelum di upload.
Terimakasih
Mohon maaf, untuk syahadatain itu tidak termasuk rukun khutbah.
Rukun Khutbah itu ada 5:
1. Membaca Hamdalah
2. Membaca Sholawat
3. Berwasiat untuk bertakwa
4. Membaca ayat Al-Quran pada salah satu 2 khutbah
5. Mendoakan Saudara-saudari seiman
sumber (Fathul Qorib, DKI, hal: 161)