Khutbah Jum’at: Mengantisipasi Dampak Pesta Demokrasi

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَ مَنْ يُطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah salat Jum’at yang dimuliakan Allah..

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangann-Nya. Karena dengan takwalah kita akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat.

Takwa merupakan hal yang harus sepenuhnya kita usahakan tanpa henti. Dalam takwa, jiwa dan raga harus bersama-sama layaknya dua sisi uang yang saling melengkapi satu dan lainnya. Demikian juga, takwa merupakan suatu proses yang harus terus diusahakan sampai datang ajal menjemput. Oleh karenanya, Allah swt. Berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

 “Dan sembahlah tuhanmu sampai datang kepadamu suatu kepastian (ajal)”. (QS. al-Hijr: 99)

Jamaah salat Jum’at yang dimuliakan Allah..

Marilah kita pertahankan kerukunan, persatuan dan kesatuan umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih lagi, sebentar lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi. Begitu maraknya berita, kabar, dan bahkan fenomena kebohongan di sekitar kita yang semakin sulit terbendung. Berita hoax, ujaran kebencian, adu domba, dan lain-lain telah menjadi ancaman nyata bagi kita semua, umat Islam, bahkan ancaman bagi seluruh elemen bangsa Indonesia. Tidak ada tujuan lain dari semua itu kecuali untuk memecah belah kerukunan umat dan mengadu domba bangsa kita.

Dengan demikian, formula terbaik dalam menyikapinya adalah dengan mempererat ikatan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wataniyah kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam al-Qur’an, Allah SWT telah berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai“. (QS. Ali Imran: 103)

Dalam penafsiran ayat tersebut, sahabat Ibnu Mas’ud menafsiri kata hablillah dengan arti jamaah atau perkumpulan.  Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah menyampaikan tentang pentingnya sebuah persatuan dan bahaya perpecahan. Diriwayatkan dari al-Qadha’i, Nabi SAW bersabda:

اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab”.

Beberapa dalil tersebut telah memberi pemahaman bahwa Allah SWT dan Rasulllah SAW memerintahkan terhadap kita semua untuk menjaga persatuan dan kerukunan umat serta menjauhi permusuhan dan perpecahan. Dan seandainya terjadi sebuah perbedaan, itu adalah sebuah keniscayaan. Karena pada dasarnya perbedaan yang dilarang adalah setiap perbedaan yang berdampak pada kehancuran dan perpecahan di antara umat Islam. Sehingga kita semua diharuskan pandai dan bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.