Pada kesempatan khutbah jumat bulan maulid kali ini akan kami sampaikan materi khutbah jumat tentang Karakter Nabi Muhammad & Umatnya. Semoga kita bisa menjadi umat kebanggan Nabi Muhammad Saw.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً، وَأَتَمَّ بِهِ عَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلَ النِّعْمَةِ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ تُنْجِي قَائِلَهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَمَةِ بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ الوَاسِعَةِ .اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الوَسِيْلَةِ وَالفَضِيْلَةِ وَالدَّرَجَةِ العَالِيَةِ الرَّافِعَةِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ إِلَى سَبِيْلِ النَّجَاةِ فِيْ الدُّنْيَا إِلَى يَوْمِ القِيَمَةِ الْوَاقِعَةِ.
امَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَانُ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَايَايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَتَمَسَّكُوْا كِتَابَ الله تَنَالُوْا الخَيْرَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
Hadirin jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Melalui mimbar khutbah ini, tidak lupa saya berwasiat kepada diri saya khususnya, dan kepada para jama’ah sekalian. Marilah kita selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt. dengan takwa yang sesungguhnya, yakni tunduk dan patuh kepada semua perintah-Nya dan berusaha semaksimal mungkin meninggalkan semua larangan-Nya.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt. yang telah menjadikan kita sebagai umat Muhammad, umat pilihan. Ini merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. Namun sebagai umat Muhammad, kita mesti memahami sifat dan karakter umat Muhammad, agar mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan sebagai umatnya.
Allah Swt. menjelaskan hal tersebut dalam al-Qu’an surah al-Fath ayat 29;
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الكفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُوْنَ فَضْلاً مِّنَ اللهِ وَرِضْوَانًا سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِنْ اَثَرِ السُّجُودِ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan ke-ridaanNya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” )QS. al-Fath 29(
Melalui ayat ini Allah Swt. memberikan isyarat kepada kita umat Islam, bahwa barang siapa yang meniru serta mengamalkan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya, maka ia akan meraih kemenangan dan kejayaan.
Dalam ayat di atas, ada 5 sifat atau karakter yang harusnya ada pada setiap umat Muhammad:
Pertama: Memiliki Sikap Tegas Terhadap Orang Kafir.
Yang dimaksud keras bukanlah sikap memusuhi, bertindak anarkis, provokatif dan semacamnya. Tetapi memegang prinsip-prinsip kebenaran dan gigih untuk memperjuangkannya. Tidak berubah pendirian, meskipun berada dalam tantangan dan tekanan.
Rasulullah Saw. pernah menghadapi berbagai macam tantangan yang cukup berat dari orang-orang kafir. Beliau pernah mendapat teror secara mental dan fisik, bahkan pernah disiram kotoran unta pada saat sujud. Beliau pernah di embargo ekonomi. Selama sekitar 3 tahun Nabi dan para pengikutnya terkucil di lembah Syi’ib di luar kota Mekkah. Namun beliau tetap tegar dan tidak bergeming sedikit pun dalam memperjuangkan kebenaran.
Rasulullah juga pernah diiming-iming tahta, harta dan wanita melalui pamannya Abu Thalib, namun Rasulullah tidak tergoda. Bahkan beliau menjawab tawaran tersebut dengan menyatakan: “Wahai paman, demi Allah, seandainya mereka itu bisa meletakkan matahari ditangan kananku, dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan dakwahku ini, tidaklah akan aku tinggalkan, sehingga Allah menyatakan: Apakah aku yang menang atau aku yang binasa”
Di zaman kita sekarang ini, tantangan memang tidak sebesar tantangan yang menerpa Rasulullah saw., tetapi indikasinya tidak jauh berbeda. Perang ideologi begitu berpengaruh dalam kehidupan umat Islam. Tidak sedikit orang Islam yang tergelincir dalam pemikiran sesat, bahkan kehilangan prinsip yang selama ini diyakini kebenarannya. Inilah yang harus kita waspadai dengan bersikap tegas, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Hadirin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Kedua: Saling Menyayangi Sesama Muslim
Kehidupan orang beriman ibarat bangunan yang saling menguatkan. Atau seperti tubuh yang saling menopang. Abu Dawud dan Tarmudzi meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad Saw. berkata: “Bukan termasuk umatku, kalau yang kecil tidak hormat kepada yang besar, dan sebaliknya yang besar, tidak sayang terhadap yang kecil.”
Terima kasih ilmunya🙏