Pendahuluan
Dalam setiap amal ibadah yang seorang hamba lakukan, niat memegang peranan yang sangat penting. Niat bukan hanya sekadar lintasan hati,tetapi menjadi penentu apakah Allah menerima amalnya atau tidak. Tanpa niat yang ikhlas, sebesar apapun amal-nya, ia bisa kehilangan nilai di hadapan Allah. Oleh karena itu, memurnikan niat adalah kunci utama dalam meraih ridha-Nya.
Landasan Hadist tentang Niat
Rasulullah ﷺ menegaskan dalam sebuah hadis yang menjadi dasar utama pembahasan niat:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ
Artinya :“Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu benar-benar kepada Allah dan Rasul-Nya.”[¹Muslim bin al-Ḥajjāj, Ṣaḥīḥ Muslim, ed. Aḥmad bin Rif‘at dkk. (Turki: Dār al-Ṭibā‘ah al-‘Āmirah), hlm. 48 juz. 6]
Para ulama menganggap hadist ini sebagai pokok agama dan pilar dalam amal ibadah. Imam al-Shāfi‘ī bahkan menyebutkan bahwa hadis ini mencakup sepertiga ilmu agama, karena terkait dengan hati, lisan, dan perbuatan.
Baca Juga: Hitungan Weton Jodoh Masyarakat Jawa
Ikhlas sebagai Syarat Diterimanya Amal
Ikhlas berarti memurnikan niat hanya untuk Allah ﷻ, tidak tercampur dengan riya’, sum‘ah, atau tujuan duniawi. Allah berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ ٥
Artinya :“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).”(QS. Al-Bayyinah: 5)
Imam al-Ghazālī dalam Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn juga menjelaskan tentang arti ikhlas:
مَا الخَالِصُ مِنَ الأَعْمَالِ؟ فَقَالَ: الَّذِي يَعْمَلُ لِلَّهِ تَعَالَى، لَا يُحِبُّ أَنْ يَحْمَدَهُ عَلَيْهِ أَحَدٌ
Artinya :“Apakah amal yang ikhlas itu?” Beliau menjawab: “Yaitu amal yang dikerjakan karena Allah Ta‘ālā, dan ia tidak suka bila ada seorang pun memujinya atas amal itu.”[¹Abu Ḥāmid al-Ghazālī, Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn (Beirut: Dār al-Ma‘rifah), hlm. 382 juz 4]
Baca Juga: Kotoran di Bawah Kuku, Bagaimana Wudlunya?
Bahaya Amal Tanpa Niat yang Ikhlas
Amal yang tidak berlandaskan niat ikhlas kepada Allah SWT akan tertolak. Rasulullah ﷺ bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: قَالَ اللهُ : أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Artinya :“Rasulullah ﷺ bersabda: Allah ﷻ berfirman: “Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu dari segala bentuk kesyirikan. Barang siapa melakukan suatu amal, lalu ia mempersekutukan Aku di dalamnya dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia bersama sekutunya itu.”[¹Muslim bin al-Ḥajjāj, Ṣaḥīḥ Muslim, ed. Aḥmad bin Rif‘at dkk. (Turki: Dār al-Ṭibā‘ah al-‘Āmirah), hlm. 223 juz. 8]
Ini menjadi peringatan keras agar seorang hamba senantiasa menjaga niat dari penyakit hati, seperti riya’ (ingin membuat orang lain melihat amalnya) atau sum‘ah (ingin membuat orang mendengar amalnya).
Baca Juga: Amalan Malam Jumat: Lebih dari Sekadar Yasinan
Cara Memurnikan Niat
1. Menghadirkan kesadaran bahwa Allah Maha Melihat.
Sebagaimana dalam firman-Nya:
وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ ٧
Artinya :“Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”(QS. Al-Maidah: 7)
2. Memperbanyak doa agar diberi keikhlasan.
Rasulullah ﷺ sering berdoa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا، وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا، وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيهِ شَيْئًا
3. Menyembunyikan amal kebaikan bila memungkinkan, untuk menghindari riya’.
4. Mengevaluasi niat sebelum, saat, dan setelah amal.
Baca Juga: Rahasia Puasa Senin Kamis: Sunnah Nabi yang Sarat Hikmah
Penutup
Memurnikan niat merupakan salah satu kunci Allah menerima amal ibadah. Amal yang besar bisa menjadi sia-sia jika tidak ikhlas, sementara amal yang kecil bisa bernilai agung jika kita kerjakan dengan niat yang tulus. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya senantiasa menghadirkan niat yang benar, memperbaiki keikhlasan, serta menjadikan semua amalnya hanya untuk mencari ridha Allah SWT.
Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo