Pendahuluan
Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, manusia sering kehilangan kedamaian batin. Pikiran yang sibuk, hati yang gundah, dan jiwa yang lelah membuat kita mencari tempat untuk berlabuh. Dalam Islam, dzikir adalah jalan suci yang menenangkan jiwa dan menghidupkan hati. Ia bukan sekadar ucapan di lisan, melainkan jalan kembali menuju Allah yang menghidupkan ruh dan menenteramkan batin.
Baca Juga: Tujuh Amalan Sebelum Tidur
Makna Dzikir: Mengingat dengan Hati yang Hidup
Kata dzikir berasal dari akar kata (ذَكَرَ) yang berarti mengingat, menyebut, atau menyadari. Dalam konteks spiritual Islam, dzikir tidak hanya berarti menyebut nama Allah dengan lisan, tetapi juga menghadirkan Allah dalam kesadaran hati dan amal.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا ٤٢
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”(QS. Al-Ahzab: 41-42)
Dzikir sejati adalah kesadaran hati bahwa Allah selalu hadir. Saat lidah menyebut subhānallāh, hati ikut memuliakan; saat mengucap astaghfirullāh, ruh ikut bertaubat. Inilah yang melahirkan ketenangan yang sejati.
Baca Juga: Doa yang Menembus Langit: Rahasia Keikhlasan dalam Memohon
Dzikir adalah sumber ketenangan
Allah SWT menegaskan hubungan erat antara dzikir dan ketenangan jiwa:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢٨
Artinya :“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.”(QS. Ar-Ra’d: 28)
Ayat ini menunjukkan bahwa ketenangan bukan datang dari dunia, harta, atau pujian manusia, tetapi dari hubungan yang dalam antara hati dan Allah melalui dzikir.
Keutamaan Dzikir
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Artinya :“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dan orang yang tidak mengingat Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”[Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, ed. Muṣṭafā Dīb al-Bughā, Dār Ibn Kathīr–Dār al-Yamāmah, Damaskus. hal. 2353 juz. 5]
Dari hadist ini, bisa kita sebut bahwa Dzikir adalah kehidupan bagi hati. Tanpanya, manusia hidup dalam kesunyian spiritual, meskipun raganya tampak hidup.
Baca Juga: Saat Dunia Terasa Gelap: Doa Menolak Musibah dan Petaka
Buah dari Dzikir: Ketenangan, Kedekatan, dan Cinta Ilahi
1. Ketenangan hati – Sebagaimana disebutkan dalam QS. Ar-Ra‘d: 28, dzikir menentramkan jiwa.
2. Kedekatan dengan Allah. Allah berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِࣖ ١٥٢
Artinya :“Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”(QS. Al-Baqarah: 152)
3. Cinta Ilahi. Dzikir yang terus-menerus menumbuhkan cinta dan kerinduan kepada Allah.
Penutup: Dzikir sebagai Nafas Ruhani
Dzikir adalah napas kehidupan rohani seorang mukmin. Ia menyucikan jiwa dari kegelapan, menenangkan hati dari kegelisahan, dan mengantarkan hamba menuju kehadiran Allah yang Maha Damai. Semakin sering hati berdzikir, semakin ringan beban dunia, sebab ia telah mengenal tempat pulang yang sejati yaitu hadirat Allah.
Kunjungi juga akun media sosial Pondok Lirboyo
 
				
			 
				
			 
				
			 
				
			