Tawasulnya Nabi Adam As.

  • abdul basit na
  • Apr 08, 2018

Dalam berdoa, agar bisa tembus hingga sampai ke hadiratNya, haruslah memegang  persyaratan yang telah ditentukan. Diantaranya, doa dihaturkan dengan tulus, dalam kondisi suci, mengenakan pakaian dan makanan yang halal, dan menghadap kiblat.

Salah satu yang tidak boleh terlewatkan sebelum berdoa adalah bertawasul, atau berperantara. Sebab kalau kita hanya mengandalkan doa kita tanpa bertawasul, kita yang tidak sedekat orang-orang mulia dengan Allah, tentu doa kita akan kesulitan menemu pintu ijabahNya. Layaknya mendaki gunung, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk ikut melangkah bersama pemandu, daripada mengandalkan kemampuan sendiri. Ada banyak hal yang bisa kita jadikan perantara dalam berdoa, agar doa kita bisa terdongkrak dengan cepat.  Allah sendiri memberikan contoh dan perintah untuk bertawasul:

Hanya milik Allah Asmaa Al-Husna (nama-nama yang bagus), Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaa  Al-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS al-A’raf: 180)

Perkara-perkara yang bisa digunakan bertawasul diantaranya adalah dengan Nama-nama Allah yang agung seperti dalam ayat di atas, amal saleh, doa para rasul, orang mulia, baik yang sudah wafat maupun masih hidup, derajat para Nabi dan lainnya.

Banyak sekali hadis-hadis yang bercerita tentang keampuhan dan keutamaan bertawasul. Salah satunya adalah tawasulnya Nabi Adam As. sewaktu beliau mengakui kesalahan setelah makan buah terlarang. Sebagaimana hadits Rasulullah saw.:

“Sewaktu Adam mengakui kesalahannya, ia bertaubat dan berkata: wahai Tuhan, aku mohon kepadaMu dengan hak Muhammad, supaya Engkau mengampuniku. lalu Allah menjawab : “Hai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad sedang ia belum kuciptakan? Adam menjawab : Wahai Tuhan, setelah Engkau mewujudkanku, aku angkat kepalaku dan melihat ke tiang Arsy di mana tertulis kalimat: Laa Illaaha Illallah Muhammadurrasulullah. Akupun tahu bahwa Engkau tidak akan menyertakan NamaMu, kecuali dengan nama orang yang Engkau kasihi.

Maka Allah menjawab: Engkau benar Adam, ia adalah seorang yang paling Aku kasihi, kalau engkau memohon kepada Aku dengan haknya, engkau Aku ampuni. Kalau tidaklah karena dia, engkau tidak akan Aku ciptakan.” (HR. Imam Baihaqi)

Teranglah bahwa Nabi Adam telah bertawassul dengan Nabi Muhammad Saw. walaupun Nabi Muhammad Saw. belum diwujudkan ke dunia ketika itu. Bahkan dengan beliau bertawasul kepada Nabi Muhammad beliau mendapat ampunan. Nabi Adam sebagai Bapak para manusia, dijadikan sebagai Nabi yang sudah pasti dekat dengan Allah saja bertawasul. Sudah seyogyanya kita yang sebagai hamba biasa mengikutinya.||-

0

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.