Bulan rajab merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan tersendiri dari bulan-bulan yang lain. Hal ini sebagaimana yang tertuang di dalam hadis;
فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُورِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلامِ
“Keutamaan bulan Rajab dari bulan-bulan yang lain bagaikan keutamaan al-Qur’an dari kalam-kalam yang lain.”[1]
Penyandaran keutamaan ini dikarenakan ibadah yang dilakukan pada bulan Rajab, akan dibalas dengan pahala yang sangat besar, terlebih ketika ibadah tersebut berupa puasa, istighfar dan meminta taubat kepada Allah atas seluruh perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Karena pada bulan ini, Allah akan membuka pintu rahmat selebar-lebarnya yang tidak kita temukan dari bulan-bulan yang lain.
Perintah Melaksanakan Puasa
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبٍ كَانَ كَصِيَامِ سَنَةٍ، وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ غُلِّقَتْ عَنْهُ سَبْعَةُ أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ عَشَرَةَ أَيَّامٍ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، وَمَنْ صَامَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا نَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ قَدْ غُفِرَ لَكَ مَا سَلَفَ فَاسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكَ حَسَنَاتٍ، وَمَنْ زَادَ زَادَهُ اللَّهُ
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka puasanya dihitung seperti satu tahun. Barangsiapa yang berpuasa selama tujuh hari, maka baginya pintu neraka akan ditutup. Barangsiapa yang berpuasa selama delapan hari, maka baginya delapan pintu surga akan dibuka. Barangsiapa yang berpuasa selama sepuluh hari, maka ia tidak meminta sesuatu kepada Allah kecuali Allah akan memberikannya. Barangsiapa yang berpuasa selama lima belas hari, maka terdapat seruan dari langit ‘Sungguh telah ku ampuni dosa-dosa mu di masa lalu. Mulailah melaksanakan kebaikan-kebaikan. Sungguh, Aku telah mengganti keburukanmu dengan kebaikan-kebaikan. Barangsiapa yang menambahnya, maka Allah akan menambahkan kebaikannya.” (HR. Al-Baihaqi)[2]
Masih dalam riwayat yang sama, diceritakan bahwa pada bulan Rajab, Nabi Nuh memulai pelayarannya yang pertama menggunakan perahu yang telah dibuatnya. Pada saat itu, Nabi Nuh pun berpuasa dan memerintahkan orang-orang yang bersamanya untuk melaksanakan puasa. Perahu tersebut berlayar selama enam bulan, dan mendarat pada tanggal sepuluh Muharram.
Anjuran Membaca Istighfar (Meminta Ampunan)
Habib Zain bin Ibrahim bin Smith sangat menganjurkan kita (umat Islam) untuk membaca do’a sayidul istighfar yang diajarkan langsung oleh Rasulullah saw agar senantiasa dibaca tiga kali ketika pagi dan sore hari pada bulan Rajab ini.
Bacaan sayyidul istighfar sendiri sebagaimana berikut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
“Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”
Baca juga: Khutbah Jum’at Keutamaan Bulan Rajab
Tonton juga: KIRAB DAN APEL KEBANGSAAN JATMAN JAWA TIMUR
Amalan-amalan yang Lain
Amalan yang tidak kalah penting untuk tidak ditinggalkan ketika memasuki bulan Rajab yaitu dengan memperbanyak do’a berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami ketika memasuki bulan Rajab dan Sya’ban. Serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.”
Diharapkan dengan membaca do’a tersebut, kita bisa dipertemukan dengan bulan-bulan mulia setelahnya, seperti bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa pada bulan-bulan tersebut juga memiliki kemuliannya sendiri-sendiri yang tidak kalah dengan kemuliaan bulan Rajab.
Beberapa bacaan di atas merupakan do’a-do’a umum yang bisa diamalakan oleh siapa saja. Harapannya, dengan mengamalkan do’a tersebut, kita bisa mengingat keutamaan yang terdapat di bulan Rajab ini.
Kemudian, dengan mengingat keutamaan tersebut, kita dapat saling berlomba-lomba melakukan ibadah demi meraih pahala yang besar. Karena tidak bisa dipungkiri pada awalnya, ketika seseorang akan melaksanakan ibadah, pasti ada motivasi atau imbalan ketika melakukan pekerjaan tersebut. []
[1] Muhammad Jamaluddin al-Qosimi, Qowaidh at-Takhdist min Funun Mustholahah al-Hadist (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah), 157.
[2] Abu Bakar al-Baihaqi, Fadha’il al-Auqat li Baihaqi (Makkah: Maktabah al-Munawarah, 1410 H.), 96.
Keutamaan dan Amalan Bulan Rajab
Keutamaan dan Amalan Bulan Rajab