KH. Masdain: Kelucuan Mbah Mahrus Aly

KH. Mahrus Aly sering mengadakan istighotsah-istighotsah, sebelum banyak yang mengadakan. Pernah suatu ketika beliau hendak pergi untuk menghadiri acara istighotsah di Mojokerto dan saya diajak oleh Gus Zamzam(putra KH. Mahrus Aly).

KH. Mahrus Aly kenal dengan saya dan tahu rumah saya di Mojokerto. Dalam perjalanan, jika beliau menginginkan naik mobil cepat untuk sampai ketempat tujuan, beliau berkata, “Kiai kuwi ditunggu umat uduk wong leren, ojo mlaku koyok ngene. (Kiai itu ditunggu orang banyak, bukan orang rilek, kalau jalan jalan pelan seperti ini).” Maka beliau menginginkan mobil dilajukan dengan sangat cepat. Akan tetapi ketika hendak sampai tujuan beliau ingin rilek, beliau berkata, “Rondone kyai kuwi ora ono seng wani ngerabi, ojo banter-banter! (Jandanya kiai itu tidak ada yang berani menikahi, kalau naik mobil jangan cepat-cepat!) Kelucuan beliau ini  yang tidak pernah saya lupakan.

Ada juga cerita lucu tentang KH. Mahrus Aly. Pada waktu itu saya masih kecil dan petinju yang terkenal adalah Muhammad Ali. Dulu tidak ada yang memunyai televisi selain KH. Mahrus Aly. Seluruh santri seteleh jam 9, setelah selesai jam kedua, para santri sudah tidak sabar untuk melihat televisi. Tidak banyak memang yang melihat, hanya ada beberapa termasuk saya. KH. Mahrus Aly masih ada ramah tamah, jendela rumah beliau belum dibuka, para santri sudah menunggu di balik jendela. Kemudian KH. Mahrus Aly tahu para santri sudah pada menunggu. Beliau embuka pintu jendela dan bertanya, “Delok opo, tinju ta cah? Lihat apa, tinju ya nak?’’ Saya dan teman-teman hanya menjawab, “Enggeh.” Akan tetapi beliau berkata, “Dharbu wajhin haramun cah, (memukul wajah itu haram nak).” Ketika beliau dawuh demikian para santri pada takut, santri senior justru langsung pulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.