Kisah Hikmah: Anjing Dan Serigala

Tatkala wafatnya salah seorang pemimpin Islam, para petinggi Romawi berkumpul untuk merencanakan suatu serangan besar guna menghancurkan pasukan Islam. Seorang diantara mereka berkata,

“ini kesempatan besar bagi kita untuk menghancurkan pasukan Islam, mereka sedang tercerai berai. Saling bermusuhan satu sama lain.”

Menanggapi usulan itu, mereka kemudian berkumpul untuk mematangkan rencana besar tersebut. Mereka semua sepakat bahwa ini adalah kesempatan emas yang sangat langka.
Dari mereka ada seorang bijak yang sangat memahami strategi perang yang kebetulan tidak dapat hadir di situ. Mereka pun mengatakan,

“Untuk memantapkan rencana ini, kita harus membeberkannya padanya.”

Ketika mereka memaparkan apa yang menjadi kesepakatan mereka, ucapnya, “Tidak,aku tidak memandang bahwa rencana ini baik.”
Mereka menanyakan alasannya,

Jawabnya, “Besok alasan itu akan aku sampaikan pada kalian,”

Dihari berikutnya, mereka mendatangi orang bijak ini, untuk menagih apa yang menjadi janjinya,

“Engkau telah berjanji untuk menceritakan alasanmu pada hari ini, alasan yang membuat kami harus mengurungkan apa yang menjadi kesepakatan kami,”

“Ya, aku mendengarnya dan patuh.”

Lalu ia memerintahkan untuk melepaskan dua ekor anjing besar yang telah ia persiapkan, satu sama lain ia adu untuk saling menyerang. Kedua anjing itu pun meloncat, saling menyerang, saling mencakar hingga darah keduanya meleleh. Beberapa waktu kemudian setelah kedua anjing itu lelah berkelahi, ia membuka satu pintu sangkar, ia lepaskan seekor serigala.

Tatkala dua anjing ini melihatnya, keduanya pun berhenti saling menyerang, lalu serentak menyerang serigala itu, satu sama lain bahu membahu untuk mengalahkannya. Sampai keduanya dapat membunuh serigala itu.
Si bijak ini pun mengatakan kepada mereka,

“Perumpamaan atas kalian dan orang-orang muslim ini sebagaimana serigala ini dan anjing-anjing itu. Kekacauan itu akan terus terjadi diantara orang-orang muslim selagi tidak muncul musuh bersama. tatkala muncul seorang agresor dari pihak lain, mereka pun akan mengesampingkan permusuhan, saling bahu membahu untuk mengalahkan musuh.”

Para pemimpin ini pun dapat menerima kedalaman wawasan dan kejelian pemikiran si bijak ini.*(IM)

*Dikutip dari: Konteks Sejarah Islam Dalam Tatanan Global Multipolar, Thom Afandi Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.