Pada suatu hari, Abu Ja’far Al-Qumudi—seorang ahli ibadah yang zuhud di Tunisia—duduk bersama para sahabatnya. Saat itu, ia menerima hadiah berupa tiga keranjang kurma dari seorang laki-laki.
Al-Qumudi berkata, “Ini hadiah bersama untuk kita semua.”
Ia pun membagi rata kurma itu kepada setiap orang yang berada di sana. Namun ia menyisakan untuk dirinya sebanyak lima butir kurma, dan memasukkannya kembali ke dalam keranjang.
Seperti biasanya, setelah salat Maghrib ia melanjutkan ibadahnya. Namun di tengah-tengah itu, hawa nafsunya berbisik “Segeralah, agar engkau cepat berbuka dengan kurma-kurma tadi.”
Akhirnya, Al-Qumudi marah terhadap hawa nafsunya sendiri. “Apakah engkau tidak mampu bersabar menikmati lima butir kurma itu hingga engkau menyuruhku untuk mempercepat salatku demi kurma-kurma itu?. Demi Allah, hanya karena Allah, aku tak akan pernah makan satu butir kurma pun hingga aku menemui Allah (wafat).”
[]waAllahu a’lam
______________________
Disarikan dari kitab Riyadh An-Nufus, vol. II hal 221.