Nabi Adam dan Nilai Emas yang Mahal

Banyak orang yang menganggap bahwa investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh seseorang adalah dengan menyimpan emas. Terdapat beberapa alasan kenapa emas menjadi alat terbaik untuk berinvestasi. Pertama, sebagaimana yang dijelaskan Jeong Seon Yong; nilai emas tidak akan berubah. Kedua, nilai emas cenderung akan terus naik. Ketiga, emas adalah jenis perhiasan yang bisa dijual dan diuangkan kapanpun dan di manapun.[1]

Kelebihan dari emas sendiri memiliki kondisi yang tidak berubah meskipun disimpan dalam jangka waktu yang sangat lama. Kelebihan dari emas yang lain yaitu emas menjadi barang yang digunakan untuk membuat perhiasan. Akan tetapi tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Justru sebenarnya yang sering digunakan adalah besi.

Bisa dibayangkan, alat-alat yang sering kita pakai sehari-hari terbuat dari besi, atau terbuat karena adanya besi. Contoh; seperti rel kereta, mobil, kapal besar, bahkan apartemen. Tembok beton dalam bangunan juga tidak bisa dipisahkan dari unsur besi. Hal ini mendefinisikan bahwa besi yang sangat penting tersebut tidak lantas mendapatkan perlakuan seperti emas.

Baca juga: Kunci Emas

Alih-alih besi yang telah membangun peradaban manusia hingga sedemikian modern ini, namun emaslah yang mendapatkan perlakuan khusus dengan harga yang begitu mahal. Kenapa hal ini bisa demikian?

Dalam kitab Fawaidh al-Mukhtaroh yang dibukukan oleh Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith mengatakan bahwa “Ketika Nabi Adam AS melakukan maksiat kepada Allah dengan memakan buah khuldi, Allah kemudian menurunkannya dari surga.

Setiap sesuatu yang berada di dalam surga menangis sedemikian parau, kecuali emas dan perak. Mengetahui hal demikian, Allah kemudian bertanya kepada mereka: “Kenapa kalian berdua tidak menangis atas musibah yang Nabi Adam terima?”

Keduanya menjawab: “Kami tidak menangisi seseorang yang berbuat durhaka kepada Engkau.”

Kemudian Allah menimpali: “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, akan Ku jadikan kalian sebagai alat tukar setiap sesuatu. Dan akan Ku jadikan setiap anak keturunan dari Nabi Adam sebagai budak bagi kalian.”[2]

Harga jual dan nilai tukar tinggi yang dimiliki oleh emas memiliki keterikatan dengan sejarah Nabi Adam yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga, kemuliaan emas dalam pandangan anak cucu Adam akan selalu memiliki nilai jual yang tinggi, baik dari zaman dahulu hingga akhir zaman.

Tonton juga: Mengenal Pondok Unit Lirboyo – Pondok Pesantren Haji Ya’qub lirboyo

[1] Jeong Seon Yong, Nak, Belajarlah Soal Uang (Jakarta: Gramedia, 2020) 154, cet. II
[2] Zain bin Smith, Fawaidh al-Mukhtaroh (Jeddah: Dar al-Minhaj Linsyr wa at-Tauzi’, 2018) 369, cet. IX
لَمَّا عصى آدم بكى عليه كل شيءٍ في الجنة إلا الذهب والفضة، فأوحى الله تعالى إليهما: لِمَ لا تبكيان على آدم؟ فقالا: لا نبكي على من يعصيك، فقال الله تعالى : وعِزّتي وجلالي لأجعَلَنَّ قيمة كلّ شيءٍ بِكُمَا، ولأجعَلنَّ بني آدمَ خَدَما لَكُما

Nabi Adam dan Nilai Emas yang Mahal
Nabi Adam dan Nilai Emas yang Mahal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.