Dawuh KH. Abdullah Kafabihi Mahrus: Penciuman Kita Juga Dihisab

Menurut para Sufi ridho Allah juga bergantung pada ridho guru.

 

Ilmu itu tidak mungkin didapatkan dengan santai-santai ataupun senang-senang.

 

Hawa nafsu itu tidak ada kepuasan dan ketenangannya.

 

Membaca al-Quran dan dzikir kepada Allah yang membuat hati bisa tenang.

 

Untuk menuju keberhasilan kita harus bersungguh-sungguh.

 

“مَنْ جَدَّ وَجَدَ”

 

Akal yang sehat tidak suka dengan kebodohan, akal juga termasuk bagian dari anggota kita.

 

penciuman kita itu dihisab, -termasuk juga- seperti mencium bau wanginya wanita yang bukan mahrom.

 

Sumber kehidupan kita adalah hati; Bila mana hatinya baik maka perbuatan, perkataan dan akhlaknya juga akan baik.

 

Hati adalah tempat pandangan Allah terhadap kita,

 

“أَلْقَلْبُ مَحَالُ نَظْرِ اللهِ”

 

Orang yang punya ilmu (santri) maka mereka berpredikat seperti Anbiya’ (para nabi-red).

 

-Disampaikan Dala acara Halal Bi Halal dan Pembukaan Jam’iyyah IKSALUJA ( Ikatan Santri Luar Jawa) di aula  Al-Muktamar (20/07/18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.