Sepakbola itu Hiburan Jangan Kelewatan.

Duka menyelimuti dunia sepakbola Indonesia. Pada hari Sabtu 01 Oktober kemarin tepatnya di stadion Kanjuruhan Malang terjadi sesuatu yang amat mengerikan. Pada pertandingan sepakbola antara tim Arema FC melawan Persebaya ini berawal dengan meriah namun berakhir merenggut ratusan nyawa. Begitu memilukan, suatu hal yang mestinya menjadi hiburan justru berakhir menjadi kerusuhan hingga banyak nyawa yang tak terselamatkan.


Terlepas dari menjustifikasi siapa yang benar dan siapa yang salah hendaknya kita renungkan bersama arti dari sebuah kehidupan guna lebih bijak dalam bersikap jangan sampai nyawa seseorang tersia-siakan.


Dalam kacamata syari’at sepakbola merupakan suatu olahraga yang hukumnya jawaz atau diperbolehkan. Hal ini tentunya terlepas dari segala faktor eksternal yang mampu mempengaruhi hukumnya menjadi dianjurkan atau justru menjadi dilarang.


Kalau ditimbang sebenarnya jauh lebih baik seseorang tersibukkan dengan perkara jawaz & mubah ketimbang ia tersibukkan dengan kegiatan yang mengandung unsur maksiat, apalagi di era dimana kemaksiatan semakin mudah diakses melalui apapun.


Karena memang salah satu dari wujud kasih sayang Allah kepada manusia adalah dengan melapangkan banyaknya jenis kegiatan mubah seperti beragam permainan dan hiburan agar kiranya ia terhindar dari melakukan kemaksiatan.


Dalam beberapa kajian salaf sebagian ulama’ dengan jelas mengungkapkan kebolehan sepakbola dengan syarat haruslah tidak disertai dengan taruhan dan perjudian. Lebih detail lagi setiap perkara mubah dapat saja berubah menjadi haram apabila disertai dengan keharaman seperti melalaikan kewajiban atau disertai ucapan-ucapan kotor dan juga kemaksiatan lainnya.
Disinilah pentingnya syari’at untuk membentengi seseorang agar tidak terjerumus kedalam larangan agama.

Dengan demikian hukum menonton suatu hal yang mubah juga dihukumi mubah sebagaimana menonton keharaman juga dihukumi haram.


Namun di dunia sepakbola Indonesia kerap kali terjadi kerusuhan baik itu dilakukan oleh pemain atau suporter menunjukkan masih kurangnya sportifitas dunia olahraga Indonesia.

Ujaran kebencian sering terdengar di tengah pertandingan. Kata-kata kotor hampir menjadi lagu mars tiap pendukung satu tim dengan tujuan menjatuhkan lawan main tim yang mereka dukung.


Bahkan fanatisme para pendukung sebagian klub sepakbola begitu kuat hingga tak jarang berujung pada kerusuhan. Padahal fanatisme itu sendiri merupakan suatu yang amat dilarang oleh Islam. Rasulullah Saw bersabda


لَيْسَ مِنّا مَن دَعا إلى عَصَبِيَّةٍ، ولَيْسَ مِنّا مَن قاتَل عَلى عَصَبِيَّةٍ

One thought on “Sepakbola itu Hiburan Jangan Kelewatan.

  1. Assalamu’alaikum,, terus bagaimana bagi seseorang yang terlalu fanatik dengan sebuah angkatan, atau geng daerah, seperti yang kita temui di pondok pesantren sendiri, apakah itu juga tidak dibenarkan, padahal tersenggol dikit menyikapinyapun sampai anarkis.

    semoga tulisan ini bisa jadi pelajaran bagi para pembaca… dan semoga hal-hal fatal yang terjadi karena kefanatikan tidak terulang kembali,,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.