Amalan Agar Dimudahkan Saat Melahirkan (Bagian 1)

Amalan agar dimudahkan saat melahirkan | Kehamilan merupakan anugerah yang sangat besar yang diberikan oleh Allah bagi pasangan suami istri. Karena tidak lama lagi, pasangan tersebut akan diberikan momongan—titipan dari Allah—yang tidak ternilai harganya.

Namun, kehamilan terkadang menjadi momok yang menakutkan bagi seorang wanita. Di mana bisa saja pada saat proses persalinan mengalami hambatan, mendadak berhenti begitu saja di tengah jalan (tidak lancar atau tidak normal). Hambatan pada saat proses persalinan ini disebut dengan distosia. Distosia sendiri adalah kondisi di mana wanita mengalami hambatan pada saat proses melahirkan sehingga memakan waktu yang cukup lama.

Pada proses ini, wanita benar-benar mengalami rasa sakit yang luar biasa. Karena pada saat itu, tubuh memerlukan banyak usaha dan pergerakan yang tidak biasa. Sehingga kiat-kiat agar dimudahkkan saat melahirkan sangat dibutuhkan.

Amalan saat proses melahirkan

Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan sahabat Ibnu Abbas, terdapat amalan agar dimudahkan ketika menjalani proses persalinan. Amalan tersebut yaitu:

وَقَالَ اِبْنُ عَبَّاسْ: إِذَا عَسَرَ عَلَى الْمَرْأَةِ وَلَدِهَا تَكْتُبُ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ وَالْكَلِمَتَيْنِ فِيْ صَحِيْفَةٍ ثُمَّ تَغْسُلُ وَتَسْقَى مِنْهَا وَهِيَ[1]

“Ketika perempuan mengalami kesulitan pada saat proses melahirkan, maka tulislah dua ayat ini dan dua kalimat ini pada piring kemudian dibasuh dengan air dan diminumkan kepada perempuan tersebut. [2] Lafadznya sebagaimana berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ الْأَرْضِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ” كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا” “كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَ لَمْ يَلْبَثُوْا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُوْنَ”

Dua ayat ini diambilkan dalam al-Qur’an yaitu surat An-Nazi’at ayat 46 dan surat Al-Ahqof ayat 11. Sebagaimana redaksinya:

كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا ࣖ

“Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.” (QS. An-Nazi’at: 46)

كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ ۗ بَلٰغٌ ۚفَهَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَ ࣖ – ٣٥

“Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik (tidak taat kepada Allah).” (QS: Al-Ahqof: 35)

Dalam riwayat lain dijelaskan untuk menuliskannya pada piring yang bersih dari surat al-Insyiqaq ayat 1-4, kemudian meminumkannya bagi orang yang hamil kemudian mengoleskan diperutnya.[3]

Takhrij Hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dimana hadis tersebut dinisbatkan sebagai hadis mauquf. Perlu diketahui bahwa sanad dari hadis ini perlu adanya penyelidikan lebih lanjut. Namun dari hadis ini terdapat fakta yang mengungkapkan bahwa tidak ada ulama yang menentangnya, sehingga hadis di atas diperbolehkan untuk diamalkan.

Keterangan ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ghazali, Ibnu Qoyyim, dan banyak dari ulama Madzhab Syafi’iyyah dan Malikiyyah.

Bentuk ikhtiar manusia

Sebagai manusia, agar dapat mewujudkan keinginan sesuai dengan apa yang diharapkan, diperlukan adanya ikhitar atau usaha. Keterangan di atas hanyalah ikhtiar semacam amalan agar dimudahkan pada saat persalinan berlangsung. Sedangkan usaha lain juga perlu dipersiapkan agar persalinan dapat berjalan dengan normal dan mudah, seperti memperbanyak pengetahuan tentang persalinan yang bisa dibaca uraiannya di platfrom lain.[]

baca juga: Hukum Mengamalkan Amalan Agar Dimudahkan Saat Melahirkan
baca juga: Wanita Hamil dan Menyusui
tonton juga: Majelis Sholawat Kubro


[1] Abu Abdilllah Muhammad Al-Qurtubhi, Tafsir al-Qurtubhi, hlm. 222, vol. 16, (CD: Maktabah Syamilah)
[2] Imam Ahmad menjelaskan tulisan tersebut bisa ditulis pada bejana (wadah) yang bersih atau sesuatu yang suci. Keterangan ini seperti yang dilansir dalam Fatawi ar-Ramli no. 7852 dan 13606.
[3] Muhammad bin Abi Bakar Ibnu Qoyyim al-Jauzi, Zaadul Mu’adz fi Hadyi Khori al-Ibad, hlm. 328, vol. 4 (CD: Maktabah Syamilah)

Amalan Agar Dimudahkan Saat Melahirkan
Amalan Agar Dimudahkan Saat Melahirkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.