Ridho Allah dihubungkan dengan ridho orang tua, begitu pun murkanya, itu menandakan betapa agungnya kedua orang tua.
Sangat rugi bila mana orang yang mempunyai kedua orang tua namun tidak birrul walidain dan tidak berbakti kepada kedua orang tuanya.
Jangan sampai kita berkata yang menyakiti orang tua.
Hendaknya, kita berbicara dengan suara yang lebih pelan dari pada orang tua.
Secara fikih tidak apa-apa berpendapat dihadapan orang tua, Namun sahabat Abdullah bin Umar ra. karena saking wira’inya, beliau sampai tidak berani menyampaikan pendapat kepada ayahnya yakni, sayyidina Umar bin Khottob, saat sang ayah mengajak ia dan adiknya, Ubaidillah bin Umar, untuk bermusyawarah. Sahabat Abdullah bin Umar ra. menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada sang ayah.
Wali Uwais al Qorni (Pembesar Tabi’in) ini hidup pada zaman Rasulillah, namun saat akan sowan Rasulillah ini tidak jadi sebab khidmahnya kepada sang ibu. Beliau khidmah luar biasa kepada ibunya sehingga beliau menjadi wali besar.
Makan yang hati-hati, sebab apa yang kita makan akan berdampak pada perilaku kita serta anak turun kita.
Walaupun orang itu sukses, walaupun orang itu alim, namun bila mana tidak menghargai orang tua, tidak ngabekti (berbakti) pada orang tua ini percuma, sebab ridho Allah di situ
ُمَا تَ الْإِنْسَانُ عَلَى مَا يَعِيْش
“Manusia mati itu biasanya sesuai dengan kehidupannya”
-Disampaikan saat Majelis Sholawat Kubro, 27 Desember 2018, di aula Al Mu’tamar.(IM)