Pada awal berdiri pondok Lirboyo terkenal dengan ilmu nahwu shorof, yang mana sudah menjadi tirakatnya Mbah Yai Abdul Karim ketika menimba ilmu di Bangkalan. Beliau dengan sungguh-sungguh mempelajari kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang mana konon ceritanya yang pertama kali membawa kitab Al fiyah Ibnu Malik ke Tanah Jawa yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan.
Maka dari itu awal-awal Pondok Pesantren Lirboyo sampai tahun delapan puluh terkenal nahwu shorofnya, kemudian mulai tahun era delapan puluh Lirboyo mulailah berkembang terkenal dengan ilmu fikihnya, dengan aktifitas lembaga bahtsul masail aktifis-aktifis ini bisa membawa nama harum Pondok Pesantren Lirboyo dalam penguasaan ilmu fikihhnya.
Nah, akhir-akhir ini Pondok Lirboyo yang ikut memperhatikan perkembangan di tengah-tengah masyarakat. Setelah terjadinya reformasi rupanya beberapa aliran, beberapa aqidah, beberapa idiologi bebas berkembang, termasuk diantaranya ancaman terorisme dan Islam garis keras.
Maka dari itu Pondok Lirboyo mensikapinya dengan menulis buku tentang wawasan kebangsaan, fikih kebangsaan, itulah yang menjadi tren saat ini.
Sehingga harapan Kami apa yang telah dikembangkan oleh Mahasantri Ma’had Aly tentang pemahaman empat pilar kebangsaan yang terdiri dari: Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45. Harus tetap dipertahankan. Karena pemahaman empat pilar ini sangat diperlukan, bukan hanya sekedar seremonial belaka, yang pada ujung-ujungnya di zaman orde baru hanya untuk menguatkan rezim. Dan untuk saat ini benar-benar dibutuhkan pemahaman yang sungguh-sungguh dan mengamalkanya tentang empat pilar ini.()
*Disampaikan saat Kuliah Umum Kebangsaan Ma’had Aly Lirboyo 14 juli 2019 M. di aula Al Mu’tamar.(TB)
0