Kriteria Memilih Pasangan Hidup | Memilih pasangan yang baik dan benar sebagai pendamping hidup menjadi suatu yang sangat penting untuk diterapkan. Dengan memilih pasangan yang baik, akan mendatangkan hati menjadi tenang. Jika terjadi masalah, akan mudah diuraikan. Sehingga kekeluargaan akan selalu terlihat harmonis dan tidak membosankan.
Kriteria ini telah dijalaskan oleh Rasulullah dalam sebuah sabdanya:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لاِرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari)
Dalam hadis tersebut, Rasulullah memberikan kiat-kiat dalam memilih pasangan. Jika terdapat wanita yang memiliki empat kriteria yang telah disebutkan di atas, maka menjadikan dirinya sebagai pendamping hidup, menjadi sesuatu yang sangat dianjurkan.
Namun di masa sekarang, perempuan dengan semua kriteria yang telah diuraikan, sangat mustahil ditemukan. Jika pun ada, belum tentu ia mau untuk menjadi istri bagi kita. Sehingga Rasulullah menitik-tekankan satu kriteria yang selayaknya diambil oleh laki-laki ketika ingin menjadikan dirinya menjadi pendamping hidup.
Memilih karena agamanya
Rasulullah memberikan petuah ketika memilih istri ditekankan kepada pemahaman agamanya. Titik tekan dari agama ini oleh beberapa ahli hadis, juga harus disertai dengan baiknya akhlak yang melekat pada dirinya. Orang yang akhlaknya baik, dapat dipertanggungjawabkan bahwa akhlaknya juga baik. Karena di dalam agama, tidak terlepas dari ajaran budi pekerti yang baik.
Alasan Rasulullah mengakhirkan tiga kriteria yang lain
Rasulullah mengakhirkan tiga kriteria yang lain, bukan berarti tidak penting. Semuanya penting, namun tiga kriteria itu, memiliki kekurangan ketika ingin membangun keluarga yang harmonis.
Bisa digambarkan saja, perihal harta dan paras rupa. Dengan seiring berjalannya waktu, semuanya dapat berubah. Yang pada masa mudanya terlihat cantik, akan tidak menawan dengan bertambahnya usia. Yang pada masanya kaya, dapat berubah menjadi miskin atau kurang mampu. Sifat-sifat ini tidak bisa lestari (kekal) dalam diri manusia.
Kemudian sifat yang lain adalah keturunan (silsilah). Orang yang terlahir dari keturunan yang baik, tidak bisa dipastikan pemahaman keagamaan dan akhlaknya juga baik. Ada saja dari keturunan yang baik, namun akhlaknya membelot. Ketika ada seseorang seperti ini, ia berasal dari keturunan yang baik, tetapi akhlak dan pengetahuan agamanya masih kurang, hal tersebut tidak akan ada harganya. Jadi, nasab tersebut terlihat sia-sia karena tidak dapat mengikuti jejak leluhurnya.
Sehingga ketika ingin menikahi perempuan untuk dijadikan sebagai pendamping hidup, dalam memilihnya—menitik beratkan kepada agamanya merupakan hal yang paling tepat dan termasuk dari anjuran Rasulullah. Karena dengan agama serta akhlak yang baik, perempuan akan mengetahui kewajiban-kewajibannya sebagai istri, taat kepada perintah suami (selagi bukan termasuk dari hal-hal yang bertentangan dengan agama), syariat-syariat Islam juga akan dipegangnya dengan kuat.
Dalam sebuah hadis lain diuraikan:
لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
“Jangan menikahi wanita karena kecantikannya, karena bisa jadi kecantikannya itu akan memburukkannya; dan jangan menikahi wanita karena hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampui batas. Tetapi, nikahilah wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahaya wanita yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat beragama adalah lebih baik.” (HR. Ibn Majah)
Hadis ini dikatakan dhaif oleh para ahli hadis, namun adanya hadis ini sebagai penguat dan lebih menguraikan alasan kenapa terdapat anjuran memilih pasangan dengan menitik beratkan kepada agamanya.
Sebaik-baiknya perbekalan adalah istri shalihah
Pada dasarnya, memilih pasangan hidup hanya sebatas perbekalan di dunia untuk mendapatkan ridha dari Allah swt. Hal ini sama seperti harta. Adanya harta merupakan sarana di dunia untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk berfoya-foya. Sedang sebaik-baik perbekalan di dunia adalah istri yang sholihah.
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim)
Di samping itu dengan memilih kriteria ini, memandang sifat dan pemahaman agama orang tuanya yang baik, akan mudah menurunkan keturunan yang shalih-shalihah, anak-anak yang menjadi kebanggaan orang tuanya, dan bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya. Karena terdapat pepatah mengatakan:
إِنَّ صِفَاتَ الْوَالِدَيْنِ، تَتَحَدَّرَ إِلَى الْأَوْلَادِ
“Sungguh sifat-sifat orang tua, akan menurun kapada anak-anaknya.”
Catatan:
Kriteria yang telah dijelaskan di atas juga dapat diterapkan oleh para wanita ketika ingin memilih calon pasangannya untuk dijadikan sebagai imam dalam hidupnya. Jadi tidak terkhusus bagi laki-laki saja.[]
baca juga: Istri Ngidam, Wajibkah Suami Menuruti?
tonton juga: Kilas Pandang Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri Jawa Timur Indonesia
Kriteria Memilih Pasangan Hidup
Kriteria Memilih Pasangan Hidup