Nabi Tidak Mengenali Umatnya?

Seorang shaleh shalat. Di tengah tasyahud, ia lupa membaca shalawat kepada nabi. Dalam mimpinya ia bertemu Nabi.

“Kenapa engkau lupa membaca shalawat padaku?”

“aku terlalu sibuk dengan memuja Allah dan menghamba padanya. Karena itulah aku lupa.”

“apakah kau tak pernah mendengar sabdaku? Semua amal dihentikan. Doa ditangguhkan. Hingga dibacakan shalawat padaku.”

 “Bahkan, ketika seorang hamba datang di hari kiamat dengan membawa amal baik seluruh manusia, akan percuma. Seluruhnya tidak diterima dan ditolak jika tak ada shalawat padaku.”

Seorang zuhud bermimpi melihat rasulullah. Ia menghadap. Rasulullah enggan melihatnya.

“wahai Rasulullah, marahkah engkau?”

“tidak.”

“Tidakkah engkau mengenalku?”

“tidak.”

“ibadahku terus menerus. aku sang zahid.”

“tidak. Aku tak mengenalmu.”

“Wahai Rasulullah. Aku mendengar orang-orang alim pernah berujar: Bahwa Nabi sangat mengenal seluruh umatnya, sedekat orangtua pada anaknya.”

“benar. Sungguh tiap nabi bahkan lebih mengenal mereka daripada orangtuanya.”

Yakni mereka yang bershalawat pada nabinya, sesuai kadar shalawatnya.

Durrotun Nasihin, 172-173.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.