Terlena di Dunia Modern

Manusia lahir di dunia dengan tanpa membawa bekal apapun, ia terlahir dengan kondisi telanjang tanpa sehelai pakaian, selanjutnya allah memberinya pakaian, harta dan segala-galanya yang dulu sekali sudah allah tetapkan akan Ia berikan padanya. Maka sudah pasti dan harus manusia itu membutuhkan tuhan untuk keberlangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.

Selain hal-hal yang kasat mata, manusia juga butuh perkara yang sifatnya abstrak tak terlihat, namun bisa di rasa.  Ketenangan, kenyamanan, kedamaian dan sebagainya yang berhubungan dengan hati, naluri dan perasaan.

Kalau mata bisa melihat apapun yang wujud sebab ada cahaya yang menerpa obyek tersebut selanjutnya Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls elektrokimia pada sel saraf. maka sudah selayaknya hati juga membutuhkan cahaya untuk dapat melihat dan merasakan hal yang hanya dengannya bisa di deteksi.

Manusia pada mulanya juga masih hampa akan petunjuk jalan kebenaran menuju tuhannya, sehingga ia membutuhkan pula tuntunan. Tuntunan itu yang selanjutnya akan ia jadikan sebagai cahaya penerang untuk menghindari hitam-pekat jalannya.

Dalam awal surat Al-An’am, Allah memperingatkan kita tentang bermacam-macamnya kegelapan dan kesesatan :

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَجَعَلَ ٱلظُّلُمَٰتِ وَٱلنُّورَ ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ

 

Artinya  “Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.” ( Q.S Al-An’am : 1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.