Seni Bahagia

“Hatimu indah apabila kamu mampu melihat kebahagiaan dibagian terkecil dari sesuatu”

Niccolo Paganini, seorang komponis dan virtuoso biola yang sangat handal asal Italia, pernah berhadapan dengan situasi yang sangat menjengkelkan. Salah satu senar biolanya tiba-tiba putus di tengah-tengah konser.

Walaupun sedikit gusar, ia tetap kukuh menghibur para penonton dengan senar tersisa. Tapi siapa sangka, senar biola yang lainnya satu persatu putus hingga menyisakan satu senar saja, tanpa mengernyitkan dahinya. Dan dengan mata berbinar, ia berteriak “Paganini dengan satu senar!”.

Para penonton pun bersorak-sorai atas aksi memukau Paganini.

Mengenai hal ini, salah satu filsuf Yunani pra-Sokrates kuno bernama Zeno, dalam ajaran filosofisnya (stoisisme), memberikan beberapa tips untuk mengatasi kompleksitas masalah hidup, yang tentunya tetap relate dan bisa diimplementasikan di era kita, generation-Z.

Kenali Dikotomi Kendali

Disadari atau tidak, sebenarnya kita kerap kali merasa berang terhadap hal-hal yang tidak akan pernah kita kuasai. Seperti opini orang lain, popularitas, cuaca, wabah penyakit, harga saham, indeks pasar modal, razia sepeda motor, dan sebagainya.

Stoisisme memperingatkan kita terhadap pentingnya mengetahui mana hal-hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak. Mudahnya, kita harus bersedia kecewa, apabila terlalu terobsesi dengan hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita.

Kebahagiaan sejati hanya bisa muncul dari hal-hal yang ada di dalam kendali kita. Sedangkan menggantungkan kebahagiaan pada suatu hal di luar kendali kita sangat tidak masuk akal!

Lho, lalu bagaimana dengan hal-hal yang sebagian bisa kita kendalikan, sebagian yang lainnya tidak?

Maka…

Pisahkan Tujuan di dalam Diri (internal goal) dan Hasil Eksternal (outcome-nya)

Kamu hendak mengikuti ujian skripsi.

Kronologi pertama, kamu menjanjikanmendapat nilai terbaik dalam segala aspek ujian sebagai tujuan.

Kronologi kedua, kamu menjadikan totalitas dalam persiapan ujian skripsi, istirahat cukup sebagai tujuan.

Pada dua kronologi di atas, ternyata hasil sidang skripsi kamu sangat tidak memuaskan, tentu kamu akan sangat terpukul jika berada dalam kronologi pertama, lain dengan kronologi kedua, kamu akan merasa tenang dan damai, karena kamu berhasil menentukan, sekaligus memisahkan tujuan dan hasil eksternalnya.

Dalam hal bisnis misalnya, kita bisa memilah dan menentukan beberapa hal sebagai berikut;

Internal Goal (yang di bawah kendali kita):

Profesional

Tidak menipu lawan bisnis

Memberikan layanan terbaik

Mematuhi aturan dan membayar pajak

Outcome (yang di luar kendali kita):

Ada tidaknya pelanggan yang membeli

Perubahan regulasi pemerintah

Kepuasan pelanggan

Kesetiaan pelanggan, dsb.

Dengan dua tips di atas, setidaknya kamu mampu untuk lebih berfokus pada hal-hal yang berada di bawah kendali penuh, dan mengabaikan hal-hal di luar kendali. Sehingga kamu bisa terbebas dari dikonstruksi banyak hal di kepala yang menyumbat sumber-sumber kebahagiaan hidup.

“Fakta bahwa pada jiwa manusia tidak ada mekanisme komparasi otomatis dalam dikotomi ataupun trikotomi kendali. Sehingga membuat kita harus mulai mencoba menerapkan dan melatihnya.”

Oleh: Muhammad Shofiyulloh (Cak Ofi) Bag. B.03

Baca juga: Kebahagiaan Hakiki KH. Ahmad Idris
Tonton juga: GRAND FINAL FESTIVAL REBANA SANTRI KE 11 | PONDOK PESANTREN LIRBOYO

Seni Bahagia Seni Bahagia