Syekh Ahmad bin Mahdi (w. 272 H.) adalah salah seorang salafussolih kaya yang gemar mendermakan hartanya untuk ilmu, dan mempunyai budi pekerti yang luhur. Suatu kali ada seorang perempuan mengadu kepada beliau:
“ya, syekh. Aku ini orang biasa, aku sedang dilanda masalah, atas nama Allah tolonglah aku,”
“apa yang terjadi padamu?” tanya Syekh Ahmad
“Aku menyesal Syekh, aku sekarang hamil dan aku beritakan kepada orang-orang bahwa engkau adalah suamiku dan ayah dari bayi ini. tolong aku, Syekh. Semoga Allah menutup aibmu.”
Perempun itu tampak menahan rasa malunya melihat Syekh Ahmad mengiyakan permintaannya.
Waktu terus berjalan. berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan perempuan itu berada dalam tanggungan Syekh Ahmad, sampai suatu saat perempuan itu melahirkan. Kabar segera tersiar jauh, dan tetangga-tetangga kampung halaman si perempuan datang berbondong-bondong bersama pemimpin mereka untuk mengucapkan selamat. Syekh Ahmad pun menyambut mereka dengan hangat, berbincang-bincang, berramah tamah dan mempersilahkan para tamunya beristirahat. Setelah itu Syekh Ahmad menyerahkan dua dinar kepada pemimpin mereka dan berkata:
“Ini untuk keperluan si jabang bayi, aku dan perempuan itu sudah bercerai.”
Singkat cerita sejak saat itu, setiap bulan Syekh Ahmad senantiasa mengirimi perempuan itu dua dinar untuk menutupi keperluan-keperluan jabang bayi itu.
Berbulan-bulan Syekh Ahmad mengirimi perempuan itu hingga pada suatu hari datang kabar kepadanya bahwa sang bayi telah meninggal dunia. Beberapa hari setelah bayi itu meninggal, perempuan itu kembali menemui Syekh Ahmad untuk menyerahkan dinar-dinar yang setiap bulan dikirimkan kepadanya. Dengan halus Syekh Ahmad menolaknya,
“dinar-dinar ini adalah kasih sayang untuk sang bayi, engkau gunakan saja, karena sekarang dinar-dinar ini telah menjadi milikmu.” Tutur Syekh Ahmad
Akhirnya, karena Syekh Ahmad bersikeras menolaknya, perempuan itu pun membawa kembali dinar-dinar tadi dan mendoakan Syekh Ahmad agar senatiasa ditutupi aib-aibnya oleh Allah.
Sumber: Shifat as-Shafwah