Shalat Witir adalah salat sunah dengan rakaat ganjil yang dilakukan setelah melakukan shalat sunah lainnya di waktu malam, seperti shalat tarawih dan shalat tahajjud. Salat witir dimaksudkan sebagai salat pemungkas di waktu malam untuk “mengganjili” shalat-shalat yang genap. Karena itu, dianjurkan untuk menjadikannya akhir shalat malam.
Meskipun demikian seseorang yang telah bershalat witir, lalu ingin shalat sunat lagi, itu boleh saja. Akan tetapi yang tidak boleh adalah mengulangi lagi witirnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai salat witir dua kali dalam satu malam bisa membaca artikel berikut; Salat Witir Dua Kali Dalam Satu Malam
Dengan jumlah rakaat yang genap, saat menjalankan salat witir seseorang dapat melaksanakan salat witir dengan tiga cara sebagai berikut:
- Salat witir tiga atau lima rakaat yang tersambung keseluruhan rakaatnya dengan hanya tasyahud pada rakaat terakhir disertai salam.
- Salat witir tiga atau lima rakaat dengan dua tasyahud di akhir dan salam pada tasyahud terakhir.
- Salat witir tiga atau lima rakaat dengan memisah setiap dua rakaat dengan tasyahud disertai salam. Kemudian yang terakhir salat satu rakaat dengan tasyahud disertai salam.
Adapun niatnya sebagai berikut;
- Salat witir dua rakaat;
اُصَلِّي سُنَّةَ اللَّيْلِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat sunah malam karena Allah ta’ala”
اُصَلِّي سُنَّةَ مُقَدَّمَةِ الْوِتْرِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat sunah permulaan witir karena Allah ta’ala”
اُصَلَّي سُنَّةَ الْوِتْرِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat sunah witir karena allah ta’ala”
اُصَلَّي رَكْعَتَيْنِ مِنَ الْوِتْرِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat dua rakaat bagian dari witir sunnah karena Allah ta’ala”
اُصَلَّي سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat sunah bagian dari witir dua rakaat karena allah ta’ala”
- Salat witir satu rakaat;
اُصَلِّي رَكْعَةً مِنَ الْوِتْرِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat satu rakaat bagian dari witir sunah karena allah ta’ala”
اُصَلِّي سُنَّةَ رَكْعَةَ الْوِتْرِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya salat sunah satu rakaat witir karena Allah ta’ala”
Berikut kami sertakan penjelasan mengenai tatacara dan niat salat witir dari as-Syaikh Muhammad ibn Umar Nawawi al-Bantaniy dalam Nihayah az-Zain;
(و) من القسم الَّذِي لا تسن فِيهِ الجَماعَة (وتر) فِي غير رَمَضان (وأقله رَكْعَة) ولا كَراهَة فِي الِاقْتِصار عَلَيْها على المُعْتَمد بل خلاف الأولى وأدنى الكَمال ثَلاث وأكمل مِنهُ خمس ثمَّ سبع ثمَّ تسع (وأكْثَره إحْدى عشرَة) وهِي غايَة الكَمال فَلا تصح الزِّيادَة عَلَيْها فَلَو أحرم بِثَلاث عشرَة دفْعَة وكانَ عامِدًا عالما بَطل الجمع وإن كانَ ناسِيا أو جاهِلا وقعت نفلا مُطلقًا
وإن أحرم بِرَكْعَتَيْنِ بعد أن صلى الإحدى عشرَة لم تَنْعَقِد هَذِه الصَّلاة إن كانَ عامِدًا عالما وإلّا وقعتا نفلا مُطلقًا ولمن زاد على رَكْعَة الفَصْل بَين الرَّكْعات بِالسَّلامِ بِأن يحرم بالوتر رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ ثمَّ يحرم بالأخيرة ويَنْوِي بالأخيرة الوتر ويتَخَيَّر فِي غَيرها بَين نِيَّة صَلاة اللَّيْل ومقدمة الوتر وسنته ورَكْعَتَيْنِ من الوتر لِأنَّهُما بعضه ولا يَصح أن يَنْوِي بالركعتين وترا لِأنَّهُما شفع لا وتر ويجوز فِي الأخِيرَة أن يَقُول رَكْعَة من الوتر لِأنَّها بعضه أيْضا وله الوَصْل بتشهد فِي الأخِيرَة أو تشهدين فِي الأخِيرَتَيْنِ ولَيْسَ لَهُ فِي الوَصْل غير ذَلِك إن أحرم به دفعة واحدة
“Bagi orang yang menghendaki menambahi salat witir lebih dari satu rakaat boleh memisah di antara rakaat dengan salam. Caranya salat dua rakaat kemudian diakhiri dengan salat satu rakaat. Untuk niatnya, satu rakaat diniati witir. Sementara untuk salat dua rakaat boleh memilih antara niat salat malam, permulaan witir, sunah witir, salat dua rakaat bagian dari witir karena dua rakaat tersebut bagian dari witir. Tidak boleh niat witir untuk dua rakaat karan dua rakaat tersebut genap bukannlah danjil. Salat satu rakaat yang terakhir boleh diniati satu rakaat bagian dari witir karena satu rakaat tersebut bagian dari witir. Boleh menyambung salat witir dengan hanya satu tasyahud di akhir atau denga dua tasyahud di dua rakaat terakhir. Dan tidak boleh dengan cara selain yang disebutkan ketika salat dengan hanya satu kali takbiratul ihram”
Kami sertakan juga keterangan dari as-Syaikh Zainudin al-Malaibari dalam Fath al-Mu’in;
ويجوز لمن زاد على ركعة الفصل بين كل ركعتين بالسلام – وهو أفضل من الوصل – بتشهد أو تشهدين في الركعتين الاخيرتين، ولا يجوز الوصل بأكثر من تشهدين. والوصل خلاف الاولى، فيما عدا الثلاث، وفيها مكروه للنهي عنه في خبر: ولا تشبهوا الوتر بصلاة المغرب.
“Dan boleh bagi orang yang menambahi lebih dari satu rakaat untuk memisah di setiap dua rakaat dengan salam, cara demikian lebih utama dari pada menyambung keseluruhan rakaat dengan hanya satu tasyahud atau dua tasyahud pada dua rakaat yang terakhir. Tidak boleh menyambung keseluruhan rakaat dengan lebih dari dua tasyahud. Menyambung setiap rakaat hukumnya adalah khilaful aula selain salat tiga rakaat, adapun menyambung tiga rakaat hukumnya adalah makruh karena ada larangan menyamakan salat witir denga salat maghrib.”
Untuk dzikir dan do’a salat witir silakan baca artikel berikut: Tata Cara Shalat Witir
Sekian, semoga bermanfaat. Waallahu a’lam bi as-shawab.
Follow Instagram; @pondoklirboyo
Subscribe; Pondok Lirboyo