LirboyoNet, Kediri – Perbanyaklah mengingat kematian. Bagi maut, tidak ada hal yang banyak kecuali ia mempersedikitnya. Karena betapapun banyak prestasi yang dihasilkan di dunia, baik jabatan, kesenangan dan kenyamanan, mereka semua akan menemui satu-satunya jalan buntu: kematian.
Dalam keterangan sebelumnya, Al-Habib Prof. Dr. Abdullah Baharun menyebut bahwa kehidupan di dunia sangatlah singkat. Hanya sebatas mampir untuk berteduh di bawah pohon, kemudian berlalu.
Beliau yang merupakan rektor Universitas Al-Ahqaf Yaman, hadir di tengah-tengah jamaah dalam peringatan Haul KH. Imam Yahya Mahrus, salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo yang wafat pada 15 Januari 2012. Hari Sabtu kemarin (06/12) adalah haul almaghfurlah yang keempat.
Diawali dengan bacaan manaqib Syaikh Abdul Qadir Al Jilani “Faidlur Robbaniy”, acara dilanjutkan dengan shalawat diba’iyyah, kemudian tahlil yang dipimpin oleh KH. M. Anwar Manshur, pengasuh Ponpes Lirboyo.
Acara ini dihadiri oleh segenap dzuriyah Ponpes Lirboyo. Ribuan santri Ponpes HM Al Mahrusiyah Lirboyo juga tampak memenuhi lapangan Ponpes HM Al Mahrusiyah III yang menjadi tempat acara. Mereka hadir di sana atas bantuan TNI, Polri, dan beberapa instansi lain yang bersedia mengantar-jemput mereka dengan beberapa truk dan bus yang dimiliki. Tak ketinggalan, para alumni pun ikut menghadiri haul kiai yang terkenal humoris dan humanis ini.
Dari ribuan hadirin itu, ada satu orang yang menarik perhatian. Dia adalah alumnus pesantren yang didirikan oleh almaghfurlah KH. Imam Yahya Mahrus ini. Tepatnya alumnus tahun 2009. Dari Jogjakarta, dia memilih menggunakan transportasi sepeda pancal miliknya. Total, dia harus mengayuh sepedanya sepanjang 300 km. “Sejak beliau wafat, baru dua kali saya berkunjung ke sini. Beberapa kali saya dijumpai beliau lewat mimpi. Alhamdulillah, kali ini saya masih bisa diberi kesempatan untuk ziarah ke makam beliau dan ikut memperingati haul beliau,” ungkap Saiful, yang sekarang menjadi tenaga pengajar di salah satu madrasah di Sleman, Jogjakarta ini.][