Tentang Meniti Jalan lmu

Tentang Meniti Jalan Ilmu

Hidup yang berguna bagi seorang hamba adalah kehidupan yang digunakan untuk menggapai ridho Allah Swt. Untuk menggapainya, seorang hamba harus menempuh jalan panjang kehidupan. Melewati suka-duka, juga tipu muslihat gemerlap dunia. Untuk mengetahui apakah seorang hamba sudah mendapatkan ridho dari Allah Swt, pertama-tama, ia harus mengetahui apakah sesuatu yang telah dilakukannya telah sesuai menurut timbangan…

Lanjutkan
Isyarat Thariqoh Suci Ta'lim Wa Ta'alum

Isyarat Thariqoh Suci Ta’lim Wa Ta’alum

Isyarat Thariqoh Suci Ta’lim Wa Ta’alum             “Qiyamul lail ora mung sholat tok! Muthola’ah yo termasuk qiyamul lail” KH. Mahrus Aly Teguran diatas bukan sekedar teguran. Bagaimana beliau menegur putra beliau, Yakni K. H. Abdullah Kafa Bihi Mahrus yang sekarang menjadi penerus heroik keislamannya. Nasihat yang diucapkan oleh beliau kepada putranya dikarenakan beliau pernah melihat…

Lanjutkan
filosofi-ngadep-dampar-kh-abdul-karim

Filosofi Ngadep Dampar KH. Abdul Karim

Filosofi Ngadep Dampar KH. Abdul Karim | Dawuh KH. Ahmad Habibullah Zaini Teman-teman yang sudah tamat, jangan sampai lupa pesan Simbah KH. Abdul Karim, “Kalau sudah pulang, ngadep dampar.” Dampar itu bermacam-macam. Kalau yang punya pondok atau majelis ta’lim berarti dampar sungguhan, kalau yang tidak punya berarti dampar majazi. Mbah Habib kemudian melanjutkan: Saya punya…

Lanjutkan
Pentingnya Mengamalkan Ilmu

Pentingnya Mengamalkan Ilmu

Pentingnya mengamalkan ilmu pengetahuan perlu kita sadari (terutama dalam ilmu agama) agar ilmu yang kita peroleh menjadi bermanfaat. أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه (رواه الطبراني) “Paling beratnya siksa manusia di hari kiamat adalah orang alim yang tidak bermanfaat ilmunya. (HR. At-Thabrani)” Hadis di atas merupakan cerminan seseorang yang mempunyai pengetahuan…

Lanjutkan

Mengkaji Hadis “Ḥubbul Waṭan Minal Īmān”

Ada sebuah “hadis” yang sering dikutip oleh beberapa orang sebagai dalil untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Hadis tersebut berbunyi: حُبُّ الْوطنِ مِنَ الإيمان “Cinta tanah air sebagian dari iman.” Sejauh ini memang belum ada ulama yang menjelaskan kesahihannya. Bahkan Syekh Ash Shaghani mengatakan hadis ini adalah hadis mauḍū’ (palsu); tidak boleh dinisbatkan pada Rasulullah saw. Maka…

Lanjutkan