Sebab ini, Dosa Kecil Jadi Besar

Sebab Ini Dosa Kecil Jadi Besar

Sebagian besar ulama sepakat bahwa dosa dipilah menjadi dosa besar dan kecil. Dosa yang tergolong besar, setidaknya terdapat tujuh belas macam yang dikerjakan oleh organ-organ tubuh tertentu.

Dosa besar yang dikerjakan hati, ada syirik, berterus-terusan maksiat, putus asa dari rahmat Allah Swt., dan merasa aman dari murka-Nya. Empat dosa juga yang dikerjakan oleh lisan, persaksian palsu, menuduh zina, melakukan sihir dan sumpah palsu.

Tiga dosa lainnya dikerjakan oleh perut, meminum arak dan perkara lain yang memabukkan, memakan harta anak yatim dengan aniaya dan sengaja memakan harta riba. Dua dosa alat kelamin, yakni zina dan liwath (Sodom). Dua dosa tangan, mencuri dan membunuh.

Sedangkan terdapat satu dosa tersisa yang terhitung dilakukan oleh seluruh anggota tubuh, yaitu berani dan durhaka kepada orang tua.

Mungkin dari kita sering menganggap remeh dosa kecil yang telah kita kerjakan, dengan alasan ‘cuma dosa kecil’ itu tadi. Na’udzubillah.

Padahal, dikutip dari Ihya Ulumiddinnya Imam Ghazali, dosa kecil yang dianggap kecil itu bisa menjadi besar sebab hal-hal berikut ;

Dilakukan terus menerus

Sehingga lahirlah ungkapan “tiada dosa kecil yang dilakukan secara berterusan, dan tiada dosa besar yang dibarengi dengan istighfar (berkesudahan).”

Diumpamakan ribuan tetes air yang mengenai batu, maka akan berimbas. Beda cerita jika air itu dikumpulkan jadi satu lalu dituangkan.

Lebih lanjut, tutur beliau, dosa besar yang dilakukan seseorang itu bukanlah suatu tindakan yang ujug-ujug. Pasti ada dosa kecil sebelumnya yang mengawali cerita. Hingga bertahap naik pada perilaku dosa yang lebih besar. Artinya, perbuatan satu dosa akan mengantarkan pada dosa-dosa yang lain.

Menyepelekan

Yakni menganggap kecil dosa yang diperbuat. Padahal, asal kita tahu, dosa yang kita anggap kecil itu akan dicatat besar oleh Allah sebab meremehkan itu tadi. Begitu pula sebaliknya, dosa yang dianggap besar, sedang ia kategori dosa kecil, sehingga pelaku merasa sangat terpukul karenanya, akan dihitung kecil disisi Allah.

Kalau kita telisik, malapetaka meremehkan suatu dosa itu bermula dari kebiasaan mengerjakannya, dan yang seperti ini ternyata akan sangat berdampak dalam memekatkan hati sang pelaku. Pun demikian sebaliknya.

Sabda Nabi Saw. :

المؤمن يرى ذنبه كالجبل فوقه يخاف أن يقع عليه، والمنافق يرى ذنبه كذباب مر على أنفه فأطاره

Artinya: “Seorang mukmin sejati akan menganggap dosanya laksana gunung yang melayang di atasnya. Maka ia takut kalau-kalau gunungan dosa itu menimpa dirinya. Sedang orang munafik mengira dosanya seperti seekor lalat yang terbang di depan hidung, lalu ia membuatnya terbang lagi (hanya lalu).”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.