Kisah Hikmah; Bagusnya Perangai

  • Nasikhun Amin
  • Des 26, 2017

Diceritakan bahwa raja Harun Ar-Rasyid mempunyai seorang budak perempuan yang hitam dan kurang sedap dipandang.

Pada suatu hari, raja Harun Ar-Rasyid menyebarkan uang di hadapan para budak, maka para budak memunguti uang tersebut. Sedangkan budak hitam itu hanya berdiri dan memandangi wajah raja Harun Ar-Rasyid.

Lantas, raja Harun Ar Rasyid berkata kepadanya, “Kenapa kamu tidak ikut memunguti uang-uang itu?“.

Sesungguhnya teman-teman ini yang dicari adalah harta, sedangkan yang aku cari adalah orang yang memilikinya,jawab budak tersebut.

Maka raja Harun Ar-Rasyid tercengang dan kagum mendengar jawaban budak tersebut. Kemudian ia mendekatinya dan memujinya dengan kebaikan-kebaikan.

Akhirnya terdengarlah kabar ini di antara para raja, bahwa raja Harun Ar-Rasyid jatuh hati terhadap budak perempuan hitam tersebut. Lantas Harun Ar-Rasyid mengundang para raja tersebut untuk berkumpul dalam suatu majlis, kemudian ia memanggil semua budak dan ia memberikan pada masing-masing budak sebuah gelas yang terbuat dari Yakut. Setelah itu, ia memerintahkan semua budak untuk membuang atau melemparnya, kemudian para budak menolaknya. Maka ia memerintahkan kepada budak yang hitam tadi, dan budak itupun mentaati perintahnya sehingga pecahlah gelas dari mutiara tadi.

Maka ia pun berkata, “Lihatlah kalian semua kepada budak ini, wajahnya memang jelek akan tetapi perilakunya terpuji.”

Hai budak, kenapa kamu mau memecahnya?” tanya sang raja pada budak hitam tersebut.

Budak hitam itu menjawab, “Bukankah anda telah memerintahkanku untuk memecah barang tersebut. Aku tahu jika aku memecahkan gelas itu, maka akan mengurangi barang-barang berharga milik sang raja. Akan tetapi jika aku tidak memecahnya, maka perintah sang raja akan menjadi cacat, kekurangan yang pertama itu lebih utama untuk menghormati titah sang raja . Dan aku faham jika aku memecahnya, maka aku akan digolongkan kepada orang-orang yang telah gila, dan jika aku tidak memecahnya maka aku akan tergolong orang-orang yang durhaka. Dan aku lebih suka disebut gila daripada disebut durhaka.”

Maka para raja pun memuji budak hitam tersebut. Dan mereka pun memaklumi jika raja Harun Ar-Rasyid menyukai budak tersebut karena perangainya yang terpuji.

_____

Disarikan dari judul asli “Husnur Ra’yi”, hikayat ke enam dalam kitab An-Nawadir hlm 16, cet Al-Haromain.

0

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.