Saat memasuki bulan Rajab, banyak dijumpai masyarakat yang menggabungkan dua niat dalam satu ibadah puasa, yakni puasa Qadla’ Ramadhan dan puasa Sunnah Rajab dalam satu rangkaian ibadah puasa.
Dalam masalah ini, Syekh Abi Bakar Syato ad-Dimyati menjelaskan dalam kitab I’anah at-Thalibin sebagai berikut:
اَلصَّوْمُ فِي الْأَيَّامِ الْمُتَأَكَّدِ صَوْمُهَا مُنْصَرِفٌ إِلَيهَا، بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَتْ إلخ: زَادَ فِي الْإِيْعَابِ وَمِنْ ثَمَّ أَفْتَى الْبَارِزِى بِأَنَّهُ لَوْ صَامَ فِيْهِ قَضَاءً أَوْ نَحْوَهُ حَصَلَا، نَوَاهُ مَعَهُ أَوْ لَا
“Berpuasa pada hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan. Dalam kitab al-I’ab ditambahkan, dari kesimpulan tersebut, Syekh al-Barizi berfatwa bahwa apabila seseorang berpuasa Qadha’ (Ramadhan) atau lainnya di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunah atau tidak. Ulama lain menyebutkan, demikian pula apabila berketepatan bagi seseorang dalam satu hari dua puasa rutin, seperti puasa hari Arafah dan puasa hari Kamis.” (Lihat: Abu Bakar Syato ad-Dimyati, I’anah at-Thalibin, II/224)
Sayyid Abdurrahman al-Masyhur pun menegaskan dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin:
ظَاهِرُ حَدِيْثٍ وَاَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ وَغَيْرِهِ مِنَ الْأَحَادِيْثِ عَدَمُ حُصُوْلِ السِتِّ اِذَا نَوَاهَا مَعَ قَضَاءِ رَمَضَانَ، لَكِنْ صَرَّحَ ابْنُ حَجَرَ بِحُصُوْلِ اَصْلِ الثَّوَابِ لِإِكْمَالِهِ اِذَا نَوَاهَا كَغَيْرِهَا مِنْ عَرَفَةَ وَعَاشُوْرَاءَ بَلْ رَجَّحَ (م ر) حُصُوْلَ اَصْلِ ثَوَابِ سَائِرِ التَّطَوُّعَاتِ مَعَ الْفَرْضِ وَإِنْ لَمْ يَنْوِهَا
“Tekstual hadis dan mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal’ dan hadis-hadis sesamanya mengindikasikan tidak sahnya puasa sunah 6 hari bulan Syawal jika niatnya digabung dengan Qadla’Ramadhan. Namun Imam Ibnu Hajar menegaskan keduanya tetap mendapatkan pahala (sah) jika puasa sunahnya diniati juga, seperti pada puasa Arafah dan Asyura. Bahkan Imam ar-Ramli mengunggulkan bahwa semua puasa sunah yang digabung dengan puasa fardu (Qadla’) tetap akan mendapatkan pahala.” (Lihat: Abdurrahman al-Masyhur, Bughyah al-Mustarsyidin, h. 186)
Dengan demikian, menggabungkan puasa Qadla’ Ramadhan dengan puasa sunah Rajab hukumnya sah dan mendapatkan pahala keduanya, baik niat keduanya atau niat niat puasa Qadla’ Ramadhan saja tanpa niat puasa sunah Rajab. []WaAllahu a’lam
Baca juga:
MENGGABUNGKAN PUASA RAJAB DAN PUASA QADLA
Simak juga:
Prinsip dalam Beramal
# HUKUM MENGGABUNGKAN PUASA QADLA’ RAMADHAN DENGAN PUASA SUNAH RAJAB (BAG 2)
# HUKUM MENGGABUNGKAN PUASA QADLA’ RAMADHAN DENGAN PUASA SUNAH RAJAB (BAG 2)